era persekutuan Kristen-Yahudi | Dajjal Al-Masih palsu | riba uang kertas | riba | federal reserve | budak utang | imf | devaluasi konstan mata uang negara | perbudakan finansial Kerajaan Bankir Rothschild
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ:قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتٌّ مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ مَوْتِي وَفَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَمَوْتٌ يَأْخُذُ فِي
النَّاسِ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ وَفِتْنَةٌ يَدْخُلُ حَرْبُهَا بَيْتَ كُلِّ
مُسْلِمٍ وَأَنْ يُعْطَى الرَّجُلُ أَلْفَ دِينَارٍ فَيَتَسَخَّطَهَا
وَأَنْ تَغْدِرَ الرُّومُ فَيَسِيرُونَ فِي ثَمَانِينَ بَنْدًا تَحْتَ
كُلِّ بَنْدٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
Dari
Mu'adz bin Jabal, ia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda: "Enam tanda-tanda kiamat: (1) kematianku, (2) penaklukkan
Baitul Maqdis, (3) kematian yang menyerang manusia laksana kematian
kambing yang cepat, (4) muncul fitnah yang serangannya masuk ke rumah
setiap orang muslim, (5) orang diberi seribu dinar kemudian ia marah,
(6) Romawi berkhianat kemudian mereka pergi dalam delapanpuluh bendera,
di bawah setiap bendera ada duabelasribu (pasukan)." (HR Ahmad - Shahih)
Dengan keras, Al-Qur’an melarang Muslim menjadikan kaum Kristen dan Yahudi sebagai teman, sekutu, atau aliansi (aulia) jika mereka telah bergabung dan bersama-sama membentuk persekutuan Kristen-Yahudi. Hal tersebut ada dalam Surat al-Maidah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai aulia; sebagian mereka adalah aulia bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka sebagai aulia, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Qur’an, al-Maidah [Hidangan], 5: 51)
Tidak semua orang krsten-Yahudi masuk dalam kategori musuh manusia di akhir zaman. KArena ada sebagian Kristen-Yahudi juga yang mengerti dan membenci dajjal. Mereka yang masuk kategori musuh manusia dan kemanusiaan ini adalah mereka yang dengan culas mempermainkan sistem riba dan setiap aspek kehidupan internasonal. Mereka pemegang kunci permainan riba ini.
Kita hidup dalam era persekutuan Kristen-Yahudi terbentuk untuk pertama kali dalam sejarah. Persekutuan tersebut diciptakan peradaban barat modern, yang sekarang memerintah dunia melalui organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisai turunan lainnya yang sejenis. Persekutuan tersebut telah menciptakan sistem moneter dan ekonomi yang secara tidak adil telah berhasil memperkaya diri mereka dengan membebani pihak lain. Persekutuan Kristen-Yahudilah yang mendirikan institusi International Monetary Fund (IMF, Dana Moneter Internasional). Sekarang, pembaca harus bertanya apakah ayat Al- Qur’an di atas melarang keanggotaan Muslim dalam organisasi internasional yang diciptakan dan dikontrol oleh persekutuan Kristen-Yahudi tersebut. Jawabannya sudah jelas.
Kaum elit penguasa kaya-raya sekarang berkuasa atas umat manusia yang miskin, dan negara yang kaya sekarang berkuasa atas negara yang lain. Bahkan, kaum elit kaya-raya yang berkuasa di seluruh dunia sekarang bersatu menjadi satu jama’ah, dan tahapan yang akan terjadi berikutnya adalah munculnya satu Amir (pemimpin) mereka, yang akan memerintah dunia dari Jerusalem dan menjadi Al- Masih palsu.
Mereka tidak mengenali Dajjal Al-Masih palsu sebagai dalang di balik pembentukan pemerintahan dunia saat ini yang sekarang mengontrol hampir di seluruh negara-negara Muslim. Mereka menentang larangan Al-Qur’an dengan membentuk dan memelihara hubungan persahabatan dan bahkan ikut dengan persekutuan Kristen-Yahudi. Selama orang-orang tersebut masih memerintah negara-negara Muslim, umat Muhammad (saw) akan tetap terpenjara dalam kemiskinan dan tidak sanggup melawan pihak yang memerangi Islam demi kepentingan Negara Israel. Salah satu bentuk nyatanya adalah eksploitasi buruh dengan upah yang rendah. Di seluruh dunia yang sekarang disebut sebagai ekonomi pasar bebas, pemerintah menyadari pentingnya menetapkan aturan besarnya upah minimum untuk mencegah pemberontakan berdarah oleh mereka yang terkekang dalam upah rendah.
Sekarang, kami menjelaskan salah satu proses Riba yang digunakan Dajjal untuk memperkuat dengan kekayaan bagi pihak yang mendukungnya, dan memperbudak dengan kemiskinan bagi pihak yang menentangnya. Apa yang telah dilakukannya adalah mendirikan sistem keuangan internasional sedemikian rupa sehingga dapat dimanipulasi dan dibuat berfungsi sebagai sarana pencurian legal, kecurangan besar, dan penindasan ekonomi. Pembaca dapat mengenali dengan mudah proses inti dari pencurian legal dalam sistem keuangan internasional yang diciptakan oleh Persekutuan Kristen-Yahudi dengan memfokuskan perhatian pada peristiwa yang terjadi pada April 1933. Pada waktu itu, Pemerintah AS memberlakukan undang-undang yang melarang penduduk Amerika menyimpan koin-koin emas, bongkahan emas, atau sertifikat emas dalam kepemilikan mereka. Koin-koin emas ditarik dari peredaran, dan tidak lagi disahkan sebagai alat tukar yang sah. Koin-koin emas tidak dapat digunakan sebagai uang. Barangsiapa tertangkap dengan emas-emas tersebut setelah tanggal tertentu, dia akan didenda $ 10.000 dan atau dipenjara selama 6 bulan. Sebagai ganti koin-koin dan bongkahan emas, The Federal Reserve Bank (The Fed) yang merupakan bank swasta, menawarkan kurs mata uang kertas (Dolar AS) dengan nilai yang ditentukan secara numerik $ 20 untuk setiap satu ounce (28,35 gram) emas.
Sebagai besar penduduk Amerika segera menukarkan emas mereka dengan uang kertas tetapi mereka yang menyadari bahwa pertukaran tersebut tidak layak/tidak sebanding, membawa emas mereka pergi menuju penyimpanan di Bank Swiss.
Hal penting lainnya adalah pemerintah Inggris pun menarik koin-koin emas dari peredaran pada tahun yang sama dengan AS. Mereka melakukan hal tersebut dengan kebijakan menawarkan pertukaran kertas Poundsterling dengan emas.
Setelah semua emas di AS telah ditukar dengan uang kertas, kemudian pada Januari 1934 pemerintah AS melakukan devaluasi yang serampangan terhadap Dolar AS sehingga nilainya menurun hingga 41% dan kemudian memberhentikan aturan larangan mengenai emas yang sebelumnya diberlakukan. Penduduk Amerika kembali segera menukar uang kertas mereka dengan emas pada nilai pertukaran baru yakni $ 35 untuk setiap ounce emas. Dalam proses tersebut, kekayaan mereka telah dirampok hingga 41%. Sekarang, pembaca dapat dengan mudah mengenali pencurian yang legal jika nilai uang kertas didevaluasi/diturunkan.
Secara spesifik Al-Qur’an melarang, dengan demikian menyatakan Haram, perampokan kekayaan masyarakat. Hal tersebut, contohnya, disebutkan dalam Surat An-Nisa dan Surat Hud berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian ...” (Al-Qur’an, an-Nisa [Wanita], 4: 29)
“Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kalian merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kalian membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (Al-Qur’an, Hud, 11: 85)
Dan Nabi Muhammad (saw) telah menyatakan transaksi yang berdasarkan pada penipuan, dan yang menghasilkan keuntungan bagi salah satu pihak dengan tidak adil, adalah Riba.
The Fed dalam kejadian di atas sepertinya telah melakukan ‘uji coba’ di dalam negeri terhadap sistem keuangan baru yang dapat mentransfer kekayaan masyarakat secara besar-besaran dan tidak adil yang kemudian jika diberlakukan di seluruh dunia akan mendapatkan hasil yang sama. Transfer tersebut dapat dilakukan dengan alat sederhana berupa pembuatan uang dari kertas dan mengupayakan kertas tersebut dijadikan sebagai mata uang yang berlaku di seluruh negara. Pihak yang mengontrol sistem keuangan akan menjadikan mata uang tertentu sebagai sasaran dan mengupayakannya agar nilainya tetap didevaluasi. Sehingga uang kertas tersebut kehilangan nilainya, dan masyarakat yang tidak curiga menderita kerugian dengan kehilangan sebagian kekayaannya. Bagaimana pun juga, ‘kerugian’ mereka akan menghasilkan ‘keuntungan’ bagi pihak yang lain.
Kurang dari 2 tahun sebelumnya, pada September 1931, Poundsterling didevaluasi sampai 30% dan perlahan-lahan terus menurun sampai 40% pada 1934, kemudian diikuti oleh Franc Perancis yang didevaluasi sampai 30%, Lira Italia didevaluasi sampai 41%, dan Franc Swiss sampai 30%. Hal yang sama terjadi di negara-negara Eropa lainnya. Hanya Yunani yang mata uangnya didevaluasi jauh dibandingkan negara-negara lainnya, yaitu sampai 59%.
Apa yang terlihat pada 1930-an sebagai kebijakan ‘memohonlah pada tetanggamu’, menggunakan devaluasi mata uang untuk menaikkan tingkat persaingan produk ekspor negara sebagai usaha mengurangi biaya untuk menutupi besarnya defisit – menyebabkan jatuhnya pendapatan nasional, penyusutan permintaan, banyak pengangguran, dan secara keseluruhan menurunnya perdagangan dunia yang kemudian dikenal dengan istilah krisis moneter great depression (depresi besar). Bagaimanapun juga, hal tersebut disiapkan untuk membuka jalan bagi sistem keuangan internasional yang berpura-pura membawa keteraturan dan mencegah kekacauan dalam dunia keuangan dan perdagangan. Dengan kata lain, krisis moneter great depression sengaja dibuat untuk membenarkan sistem moneter internasional sebagai solusi yang dapat membawa keteraturan dari kekacauan kondisi keuangan.
Hal yang aneh dan sangat mencurigakan dari kolaborasi antara negara- negara Eropa dalam menurunkan nilai mata uang mereka yang simultan dan menipu, seharusnya dapat menyadarkan Muslim akan betapa bahayanya sistem moneter uang kertas yang ditunjukkan Kristen-Yahudi Eropa.
Persekutuan Kristen-Yahudi membentuk sistem moneter internasional ‘uang kertas’ di Bretton Woods. Mereka menghubungkan nilai Dolar AS dengan emas dalam perjanjian Bretton Woods (uang kertas yang dicetak dapat ditukar dengan emas yang disimpan di bank) sebagai ‘daun ara’ yang menyembunyikan fakta bahwa uang kertas sekarang dicetak dan digunakan sebagai uang tanpa persyaratan apapun yang menjadikannya dapat dijadikan alat tukar di pasar (uang tanpa nilai intrinsik). Perjanjian Bretton Woods membuka jalan terbentuknya IMF pada 1944 yang dengan jelas berfungsi menjaga sistem moneter internasional dengan mata uang kertas yang tidak redeemable sebagai alat tukar. Bahkan sampai 1971 saat ‘daun ara’ menghilang, ketika AS menolak kewajibannya mematuhi hukum internasional yakni bank sentralnya menolak pertukaran Dolar AS dengan emas. (Pada saat itu, Prancis mendatangi bank sentral Amerika untuk menukarkan sejumlah besar Dolar AS dengan emas, namun bank sentral Amerika menolaknya).
Hal yang sangat aneh, sungguh, bahwa tidak ada sarjana Islam yang merespon untuk memperingatkan dan mengarahkan Muslim agar melawan sistem moneter baru yang licik tersebut. Jika sarjana Islam dibutakan dengan ‘daun ara’ dolar AS, dan tidak dapat melihat tipu daya dari sistem keuangan, perlu diketahui bahwa tidak ada lagi ‘daun ara’ sejak 1971 yang menutupi pencurian memalukan yang dilegalkan. (AS menolak secara terang-terangan isi perjanjian Bretton Woods).
Tetapi dunia Islam masih tidak mampu melihat bahwa uang kertas modern adalah Haram. Akibatnya, secara tidak sadar, seluruh dunia Muslim masuk dalam perangkap moneter persekutuan Kristen-Yahudi.
Ketika persekutuan Kristen-Yahudi Eropa memerdekakan dunia dari jajahannya, maka mereka memastikan bahwa dunia bekas jajahannya tersebut terperangkap dalam sistem moneter baru melalui keanggotaan organisasi moneter internasional, IMF.
Pasal perjanjian IMF melarang penggunaan emas sebagai uang 3 . Hal tersebut dilakukan dengan pelarangan hubungan apapun antara emas dengan uang kertas selain Dolar AS. Pasal 4 bagian 2 (b) dari perjanjian menyatakan: “Pengaturan tukar-menukar dapat dengan: (i) Penjagaan kestabilan nilai mata uang oleh anggota dalam hal hak penarikan khusus atau lainnya, selain dari emas, dipilih oleh anggota, atau (ii) Pengaturan kerjasama antara enggota-anggota dalam menjaga nilai mata uang anggota-anggota tersebut dalam hubungannya terhadap nilai mata uang anggota-anggota lain, atau (iii) Pengaturan tukar-menukar lain sesuai dengan pilihan anggota.”
Pada April 2002, anggota kongres AS, Ron Paul, mengirimkan surat berikut kepada Departemen Keuangan AS dan Bank Sentral AS (The Fed) yang merupakan bank swasta untuk menanyakan perihal mengapa IMF melarang anggota-anggotanya kembali menggunakan emas sebagai mata uang:
Kita hidup dalam era persekutuan Kristen-Yahudi terbentuk untuk pertama kali dalam sejarah. Persekutuan tersebut diciptakan peradaban barat modern, yang sekarang memerintah dunia melalui organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisai turunan lainnya yang sejenis. Persekutuan tersebut telah menciptakan sistem moneter dan ekonomi yang secara tidak adil telah berhasil memperkaya diri mereka dengan membebani pihak lain. Persekutuan Kristen-Yahudilah yang mendirikan institusi International Monetary Fund (IMF, Dana Moneter Internasional). Sekarang, pembaca harus bertanya apakah ayat Al- Qur’an di atas melarang keanggotaan Muslim dalam organisasi internasional yang diciptakan dan dikontrol oleh persekutuan Kristen-Yahudi tersebut. Jawabannya sudah jelas.


Hal penting lainnya adalah pemerintah Inggris pun menarik koin-koin emas dari peredaran pada tahun yang sama dengan AS. Mereka melakukan hal tersebut dengan kebijakan menawarkan pertukaran kertas Poundsterling dengan emas.
Secara spesifik Al-Qur’an melarang, dengan demikian menyatakan Haram, perampokan kekayaan masyarakat. Hal tersebut, contohnya, disebutkan dalam Surat An-Nisa dan Surat Hud berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian ...” (Al-Qur’an, an-Nisa [Wanita], 4: 29)
“Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kalian merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kalian membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (Al-Qur’an, Hud, 11: 85)
Dan Nabi Muhammad (saw) telah menyatakan transaksi yang berdasarkan pada penipuan, dan yang menghasilkan keuntungan bagi salah satu pihak dengan tidak adil, adalah Riba.
![]() |
federal reserve |
Kurang dari 2 tahun sebelumnya, pada September 1931, Poundsterling didevaluasi sampai 30% dan perlahan-lahan terus menurun sampai 40% pada 1934, kemudian diikuti oleh Franc Perancis yang didevaluasi sampai 30%, Lira Italia didevaluasi sampai 41%, dan Franc Swiss sampai 30%. Hal yang sama terjadi di negara-negara Eropa lainnya. Hanya Yunani yang mata uangnya didevaluasi jauh dibandingkan negara-negara lainnya, yaitu sampai 59%.
![]() |
Kerajaan Bankir Rothschild |
Hal yang aneh dan sangat mencurigakan dari kolaborasi antara negara- negara Eropa dalam menurunkan nilai mata uang mereka yang simultan dan menipu, seharusnya dapat menyadarkan Muslim akan betapa bahayanya sistem moneter uang kertas yang ditunjukkan Kristen-Yahudi Eropa.
Persekutuan Kristen-Yahudi membentuk sistem moneter internasional ‘uang kertas’ di Bretton Woods. Mereka menghubungkan nilai Dolar AS dengan emas dalam perjanjian Bretton Woods (uang kertas yang dicetak dapat ditukar dengan emas yang disimpan di bank) sebagai ‘daun ara’ yang menyembunyikan fakta bahwa uang kertas sekarang dicetak dan digunakan sebagai uang tanpa persyaratan apapun yang menjadikannya dapat dijadikan alat tukar di pasar (uang tanpa nilai intrinsik). Perjanjian Bretton Woods membuka jalan terbentuknya IMF pada 1944 yang dengan jelas berfungsi menjaga sistem moneter internasional dengan mata uang kertas yang tidak redeemable sebagai alat tukar. Bahkan sampai 1971 saat ‘daun ara’ menghilang, ketika AS menolak kewajibannya mematuhi hukum internasional yakni bank sentralnya menolak pertukaran Dolar AS dengan emas. (Pada saat itu, Prancis mendatangi bank sentral Amerika untuk menukarkan sejumlah besar Dolar AS dengan emas, namun bank sentral Amerika menolaknya).
Hal yang sangat aneh, sungguh, bahwa tidak ada sarjana Islam yang merespon untuk memperingatkan dan mengarahkan Muslim agar melawan sistem moneter baru yang licik tersebut. Jika sarjana Islam dibutakan dengan ‘daun ara’ dolar AS, dan tidak dapat melihat tipu daya dari sistem keuangan, perlu diketahui bahwa tidak ada lagi ‘daun ara’ sejak 1971 yang menutupi pencurian memalukan yang dilegalkan. (AS menolak secara terang-terangan isi perjanjian Bretton Woods).
Tetapi dunia Islam masih tidak mampu melihat bahwa uang kertas modern adalah Haram. Akibatnya, secara tidak sadar, seluruh dunia Muslim masuk dalam perangkap moneter persekutuan Kristen-Yahudi.
Ketika persekutuan Kristen-Yahudi Eropa memerdekakan dunia dari jajahannya, maka mereka memastikan bahwa dunia bekas jajahannya tersebut terperangkap dalam sistem moneter baru melalui keanggotaan organisasi moneter internasional, IMF.
Pasal perjanjian IMF melarang penggunaan emas sebagai uang 3 . Hal tersebut dilakukan dengan pelarangan hubungan apapun antara emas dengan uang kertas selain Dolar AS. Pasal 4 bagian 2 (b) dari perjanjian menyatakan: “Pengaturan tukar-menukar dapat dengan: (i) Penjagaan kestabilan nilai mata uang oleh anggota dalam hal hak penarikan khusus atau lainnya, selain dari emas, dipilih oleh anggota, atau (ii) Pengaturan kerjasama antara enggota-anggota dalam menjaga nilai mata uang anggota-anggota tersebut dalam hubungannya terhadap nilai mata uang anggota-anggota lain, atau (iii) Pengaturan tukar-menukar lain sesuai dengan pilihan anggota.”
Pada April 2002, anggota kongres AS, Ron Paul, mengirimkan surat berikut kepada Departemen Keuangan AS dan Bank Sentral AS (The Fed) yang merupakan bank swasta untuk menanyakan perihal mengapa IMF melarang anggota-anggotanya kembali menggunakan emas sebagai mata uang:
Dear Sirs,
Saya menulis berkenaan dengan pasal 4, ayat 2 b dari perjanjian IMF. Seperti yang mungkin Anda sadari, maksud dari ayat tersebut adalah melarang negara-negara anggota IMF menghubungkan mata uangnya dengan emas. Jadi, IMF melarang negara yang mengalami kebijakan keuangan yang tidak menentu untuk menggunakan cara yang paling efektif untuk menstabilkan nilai mata uang mereka. Perjanjian tersebut dapat memperlama pemulihan suatu negara dari krisis ekonomi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, sehingga terjadi ketidakstabilan ekonomi dan politik yang berkepanjangan.
Saya sangat mengapresiasi penjelasan dari pihak Departemen Keuangan dan The Fed tentang alasan-alasan mengapa AS melanjutkan persetujuan kebijakan yang menyesatkan tersebut. Mohon menghubungi Mr. Norman Singleton, direktur legislatif saya, jika Anda memerlukan informasi lebih jauh berkenaan dengan permintaan ini. Terima kasih atas kerjasama Anda dalam masalah ini.
Ron Paul US House of Representatives
Hal yang signifikan bahwa The Fed dan Departemen Keuangan AS tidak merespon permintaan tersebut dengan penjelasan. Alasan mereka tidak merespon adalah tidak ada lagi penjelasan selain fakta bahwa sistem moneter yang dibentuk IMF memang dirancang untuk menjebak umat manusia dan menjatuhkan perbudakan finansial pada bangsa yang dijadikan sebagai sasaran oleh persekutuan Kristen-Yahudi yang sekarang memimpin dunia.

Rencana jahat di balik keseluruhan sistem adalah rencana untuk membuat kurs mata uang negara-negara barat, dengan teman-teman akrabnya, tetap meningkat nilainya dibandingkan dengan kurs mata uang negara-negara lain. Hal tersebut dicapai dengan cara sederhana yaitu mendorong devaluasi dari kurs mata uang yang dijadikan target. Saat kurs mata uang tersebut didevaluasi, terjadilah transfer kekayaan besar-besaran dari suatu bangsa kepada para elit. Hal tersebut juga memaksa buruh untuk bekerja dengan upah rendah, dan menjebak pihak yang mengambil pinjaman dari kurs ‘hard’ terkurung dalam penjara hutang IMF dan bank komersial Eropa, bahkan kesulitan melunasi hutang tersebut karena ditambah dengan bunga. Faktanya, seluruh sistem moneter dengan IMF sebagai pusatnya secara spesifik dirancang agar hal tersebut terjadi. Negara-negara target dijebak dengan hutang besar, terus-menerus dirampas kekayaannya, dan dimiskinkan karena mereka berjuang membayar hutang dengan uang yang terus- menerus kehilangan nilai. Hal tersebut tidak terjadi secara kebetulan.

IMF diciptakan dengan tujuan khusus untuk mencegah pembatasan pertukaran mata uang antar negara yang akan menghambat devaluasi konstan mata uang negara target. Karena itu, perjanjian menyatakan bahwa IMF akan “... membantu dalam ... penghapusan pembatasan pertukaran mata uang antar negara yang menghambat pertumbuhan perdagangan dunia.” Penghapusan pembatasan pertukaran mata uang antar negara akan mengekspos mata uang negara target terhadap serangan finansial yang akan menciptakan peluang-peluang untuk meraih keuntungan yang besar bagi persekutuan Kristen-Yahudi saat mata uang tersebut kehilangan nilainya.

Umat Muslim harus merespon dengan cara yang tepat jika mereka menyadari bahwa bantuan Tuhan dapat membebaskan mereka dari perbudakan finansial. Apa respon tersebut? Darimana mereka harus memulai?
KLIK > RESPON PECINTA UTUSAN TUHAN TERHADAP PERBUDAKAN FINANSIAL DAJJAL
COMMENTS