definisi pluralis, definisi pluralitas, definisi pluralisme, beda pluralis pluralitas pluralisme, arti pluralis, arti pluralitas, arti pluralisme, habib rizieq pluralisme
Plural berarti jamak, dalam konteks Budaya yang didalamnya ada ajaran atau kepercayaan. Ajaran dengan keragamannya serta agama dengan berbagai sempalannya, memperkaya kemajemukan budaya di Negeri ini.
Plural atau Jamak adalah satu realita yang tak terbantahkan dan merupakan Sunatullah dimana manusia tidak mungkin bisa mengubahnya.
VIDEO HABIB RIZIEQ MENGENAI PLURALISME
Pluralis, adalah merupakan sikap hidup manusia yang mempertahankan kondisi kemajemukan dengan apa adanya lengkap dengan konsekuensi terjadinya gesekan-gesekan antara isme yang ada didalamnya. Karena kemajemukan diterima sebagai satu kenyataan yang merupakan motor penggerak dinamika untuk menggapai masa yang akan datang menjadi dinamis. Kaum pluralis menyikapi kemajemukan ini dengan kedewasaan, dimana dari salah satu sudut pandang tiap ajaran pasti mengandung ajaran saling menghormati , sudut pandang inilah yang ingin dikembangkan oleh kaum pluralis dalam menempatkan pluralitas dalam konteks Persatuan dalam nilai-nilai kebangsaan tanpa melakukan intervensi terhadap tiap ajaran.
Pluralisme yang ingin menjadikan Plural sebagai ajaran baru yang berupaya menghilangkan pergesekan dan perbedaan dalam isme menjadi satu hafam kesetaraan, menyatukan masyarakat yang plural dengan menghilangkan atau paling tidak membatasi kemungkinan perbedaan yang ada . Menyatukan kesamaan dalam tiap ajaran dan menghilangkan perbedaan dengan menghapuskan bagian dari ajaran yang bertentangan dengan ajaran lainnya.
Pluralisme adalah satu Utopi baru yang menentang hukum alam ( Sunatullah ). Tapi dalam praktik penganut faham pluralisme ini senantiasa berstandar ganda . Disatu sisi mereka selalu berbuat seolah ia adalah seorang pengusung Kemanusiaan tapi disisi yang lain juga bersikap sangat tidak menghargai hak manusia yang berseberangan dengan faham yang dianutnya. Mereka mengaku sebagai seorang HUMANIS tapi sangat tidak menghargai hak manusia secara utuh yaitu hak untuk melakukan kewajiban agamanya secara utuh.
Pluralisme pada hakekatnya adalah satu Isme baru , atau ajaran Plural yang dalam praktik justru tidak menerima kemajemukan ( plural ) sebagai satu kenyataan, mengajarkan untuk menyatukan kemajemukan, melebur kemajemukan dengan slogan kesetaraan yang menyatu dan menghilangkan perbedaan berarti menghilangkan kemajemukan. Menempatkan satu ajaran baru yang berporos pada pemikiran persatuan kebangsaan. Dan itu adalah satu impian yang nyata , Hanya UTOPI .
Semakin kayalah hasanah Negeri ini dengan tambahnya satu ajaran ( isme )disamping ajaran Kebebasan ( Liberal ) ajaran Komunis, ajaran Marhaen, Ajaran Lenin, Ajaran Karl Markdan berbagai ajaran keagamaan, ajaran Kristen, ajaran Islam, ajaran Hindu ajaran Budha ajaran Tao dan masih banyak lagi bila dihitung dengan sempalannya. Dan kini tambah satu ajaran baru yaitu ajaran Plural ( Pluralisme ).
Yang membedakan antara ajaran Plural dengan yang lain adalah :
- Ajaran Plural mengajarkan agar semua ajaran saling menghormati dengan menyatukan kesamaan setiap ajaran dan menghilangkan perbedaan setiap ajaran menjadi satu ajaran baru. Yang berarti Ajaran Plural ( Pluralisme ) berupaya mengubah tiap ajaran sesuai dengan pemikirannya, menjadi satu ajaran saja.
- Sedangkan Isme ( Ajaran ) yang lain hanya mengatakan ajaran saya adalah yang paling benar, maka ikutlah ajaran saya.
Dan itu adalah hukum alam. Ada hitam, ada putih, ada baik ada buruk, ada gelap ada terang.
Itulah mengapa Islam menghargai Pluralitas dan kaum pluralis, bahkan banyak pula Ulama menempatkan pluralitas sebagai salah satu skala prioritas . tapi sangat menentang pluralisme.
Yang lebih menyakitkan pernyataan Pemimpin Islam yang Pluralis dibelokkan oleh kalangan Pluralisme sebagai bagian dari Pluralisme walaupun kenyataannya telah banyak Pemimpin Islam yang mengubah agamanya menjadi Pluralisme dengan berkendaraan Islam sebagai wadah kepercayaan Pluralisme.
Kesimpulan : Pluralitas itu adalah kondisi yang dicontohkan masyarakat Madani tapi Pluralisme itu adalah fahamnya Abu Jahal.
Oleh Ibnu Dawam Aziz
Islam mengakui dan sesuai dengan prinsip-prinsip pluralitas. Dan Islam menentang pluralisme, karena itu ajaran sesat.
Banyak sekali dalil dari ajaran Islam yang mendukung pluralitas. Contohnya adalah ayat berikut:
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik (dalam urusan dunia) dan berlaku adil terhadap orang-orang (kafir) yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al-Mumtahanah : 8)
COMMENTS