Muhammad Rasulullah Teladan Manusia dalam Segala Aspek Kehidupan
Sebagian dikutip dari Buku Ensiklopedi Nabi Muhammad.
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
►1.NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI SUAMI◄
Rasulullah
adalah seorang suami yang pandai dalam mengatur urusan rumah tangga
yang di dalamnya terdapat beberapa istri yang mempunyai karakter, latar
belakang, dan usia yang berbeda-beda.
✔ Bersikap Adil
Nabi
Muhammad saw. sangat memperhatikan perilaku adil terhadap
istri-istrinya dalam segala hal, termasuk sesuatu yang remeh dan sepele.
Beliau adil terhadap istri-istrinya dalam pemberian tempat tinggal,
nafkah, pembagian bermalam, dan jadwal berkunjung. Beliau ketika
bertandang ke salah satu rumah istrinya, setelah itu beliau berkunjung
ke rumah istri-istri beliau yang lain.
Soal cinta, beliau
lebih mencintai Aisyah dibanding istri-istri beliau yang lain, namun
beliau tidak pernah membedakan Aisyah dengan yang lain selamanya.
Meskipun di sisi lain, beliau beristighfar kepada Allah swt karena tidak
bisa berlaku adil di dalam membagi cinta atau perasaan hati kepada
istri-istrinya, karena persoalan yang satu ini adalah hak preogratif
Allah swt. saja. Rasulullah saw. bersabda:
“Ya Allah, inilah pembagianku yang saya bisa. Maka jangan cela aku atas apa yang aku tidak kuasa.”
✔ Bermusyawarah Dengan Para Istrinya.
Rasulullah
saw mengajak istri-istrinya bermusyawarah dalam banyak urusan. Beliau
sangat menghargai pendapat-pendapat mereka. Padahal wanita pada masa
jahiliyah, sebelum datangnya Islam diperlakukan seperti barang dagangan
semata, dijual dan dibeli, tidak dianggap pendapatnya, meskipun itu
berkaitan dengan urusan yang langsung dan khusus dengannya.
Islam
datang mengangkat martabat wanita, bahwa mereka sejajar dengan
laki-laki, kecuali hak qawamah atau kepemimpinan keluarga, berada
ditangan laki-laki.Allah swt berfirman:“Dan para wanita mempunyai hak
yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi
para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Al Baqarah:228.
✔ Lapang Dada dan Penyayang
Istri-istri
Rasulullah saw memberi masukan tentang suatu hal kepada Nabi, beliau
menerima dan memberlakukan mereka dengan lembut. Beliau tidak pernah
memukul salah seorang dari mereka sekali pun. Belum pernah terjadi
demikian sebelum datangnya Islam. Perempuan sebelum Islam tidak punya
hak bertanya, mendiskusikan dan memberi masukan apalagi menuntut.
Umar
ra berkata:“Saya marah terhadap istriku, ketika ia membantah
pendapatku, saya tidak terima dia meluruskanku. Maka ia berkata;
“Mengapa kamu tidak mau menerima pendapatku, demi Allah, bahwa
istri-istri Rasulullah memberi pendapatnya kepada beliau, bahkan salah
satu dari mereka ngambek dan tidak menyapanya sehari-semalam. Umar
berkata; “Saya langsung bergegas menuju rumah Hafshah dan bertanya:
“Apakah kamu memberi masukan kepada Rasulullah saw? ia menjawab: Ya.
Umar bertanya lagi, “Apakah salah seorang di antara kalian ada yang
ngambek dan tidak menegur Rasul selama sehari-semalam? Ia menjawab: Ya.
Umar berkata: “Sungguh akan rugi orang yang melakukan demikian di antara
kalian.”
✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂Cara Nabi Meluruskan Keluarganya✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂
Rasulullah
saw tidak pernah menggap sepele kesalahan yang diperbuat oleh salah
satu dari istri. Beliau pasti meluruskan dengan cara yang baik.
Diriwayatkan
dari Aisyah:“Saya tidak pernah melihat orang yang lebih baik di dalam
membuatkan masakan, selain Shafiyah. Ia membuatkan hidangan untuk
Rasulullah saw di rumahku. Seketika saya cemburu dan membanting piring
beserta isinya.” Saya menyesal, seraya berkata kepada Rasulullah saw.
“Apa kafarat atas perilaku yang saya lakukan?” Rasulullah saw menjawab:
“Piring diganti piring, dan makanan diganti makanan.”
Rasulullah
saw. menjadi pendengar yang baik. Beliau memberi kesempatan kepada
istri-istrinya kebebasan untuk berbicara. Namun beliau tidak toleransi
terhadap kesalahan sekecil apa pun. Aisyah berkata kepada Nabi setelah
wafatnya Khadijah ra.:
“Kenapa kamu selalu mengenang
seorang janda tua, padahal Allah telah memberi ganti kepadamu dengan
yang lebih baik.” Maka Rasulullah saw marah, seraya berkata: “Sunggguh,
demi Allah, Allah tidak memberi ganti kepadaku yang lebih baik darinya.
Ia telah beriman kepadaku ketika manusia mengingkariku. Ia menolongku
ketika manusia memusuhiku. Saya dikaruniai anak darinya, yang tidak
Allah berikan lewat selainnya.”
✔ Pelayan Bagi Keluarganya
Rasulullah
saw tidak pernah meninggalkan khidmah atau pelayanan ketika di dalam
rumah. Beliau selalu bermurah hati menolong istri-istrinya jika kondisi
menuntut itu. Rasulullah saw bersabda:“Pelayanan Anda untuk istri Anda
adalah sedekah.”
Adalah Rasulullah saw mencuci pakaian, membersihkan sendal dan pekerjaan lainnya yang dibutuhkan oleh anggota keluarganya.
✔ Berhias Untuk Istrinya
Rasulullah
saw mengetahu betul kebutuhan sorang wanita untuk berdandan di depan
laki-lakinya, begitu juga laki-laki berdandan untuk istrinya. Adalah
Rasulullah saw paling tampan, paling rapi di antara manusia lainnya.
Beliau menyuruh sahabat-sahabatnya agar berhias untuk istri-istri mereka
dan menjaga kebersihan dan kerapihan.
Rasulullah saw
bersabda:“Cucilah baju kalian. Sisirlah rambut kalian. Rapilah,
berhiaslah, bersihkanlah diri kalian. Karena Bani Isra’il tidak
melaksanakan hal demikian, sehingga wanita-wanita mereka berzina.”
✔ Canda-Ria
Rasulullah
saw tidak tidak lupa bermain, bercanda-ria dengan istri-istri beliau,
meskipun tanggungjawab dan beban berat di pundaknya. Karena rehat, canda
akan menyegarkan suasan hati, menggemberakan jiwa, memperbaharui
semangat dan mengembalikan fitalitas fisik.
Dari Aisyah ra
berkata: “Kami keluar bersama Rasulullah saw dalam suatu safar. Kami
turun di suatu tempat. Beliau memanggil saya dan berkata: “Ayo adu lari”
Aisyah berkata: Kami berdua adu lari dan saya pemenangnya. Pada
kesempatan safar yang lain, Rasulullah saw mengajak lomba lari. Aisyah
berkata: “Pada kali ini beliau mengalahkanku. Maka Rasulullah saw
bersabda: “Kemenangan ini untuk membalas kekalahan sebelumnya.”
►2. NABI MUHAMMAD SEBAGAI AYAH◄
Ketika
kita berbicara kasih sayang dan kelembutan Muhammad saw. terhadap
anak-anak, maka tidak akan pernah kita temukan bandingan dan permisalan
seperti beliau saw. Banyak peristiwa dalam sirah Nabi yang mempesona
berkaitan dengan kasih sayang beliau terhadap anak-anak. Baik beliau
sebagai Ayah, Kakek atau Pendidik bagi semua anak-anak. Termasuk kasih
sayang beliau terhadap anak-anak non muslim.
“Adalah
Muhammad saw. mengangkat dan melempar ke atas putri kecilnya, Fathimah
Az Zahra’ ra tinggi-tinggi dan menangkapnya. Beliau melakukan iti
beberapa kali, kemudian beliau bersabda, ”Semoga harum namanya dan luas
rizkinya.”Muhammad sangat mencintai cucu-cucunya.
Diriwayatkan
oleh Jabir, berkata, ”Saya menemui Nabi saw, ketika beliau berjalan
merangkak sedangkan di atasnya Hasan dan Husain ra sedang bercanda.
Beliau bersabda, ”Seganteng-ganteng orang adalah kalian berdua, dan
seadil-adil orang adalah kalian berdua.”
Diriwayatkan oleh
Abu Hurairah ra, berkata, ”Kami shalat Isya’ bersama Nabi. Ketika Nabi
sujud, Hasan dan Husain menaiki punggung Nabi. Ketika beliau mengangkat
kepalanya, beliau mengambil keduanya dari sisi belakang dengan cara
lembut dan menaruh keduanya di lantai. Ketika beliau sujud kembali
keduanya mengulangi seperti sebelumnya sampai beliau selesai shalat.
Kemudian beliau mendudukkan salah satunya di pahanya.”
Dari
Usamah bin Zaid ra, Rasulullah saw mengambil saya dan mendudukkan saya
di pahanya sedangkan di paha satunya duduk Hasan ra, kemudian beliau
merangkulkan keduanya seraya berdo’a, ”Ya Allah sayangi keduanya, karena
saya menyayangi keduanya.”
Dari Abdullah bin Buraidah
dari bapaknya, berkata, ”Adalah Rasulullah saw sedang berkhutbah, ketika
itu Hasan dan Husain memakai baju merah berjalan-jalan dan mutar-mutar
di dalam masjid. Maka Rasulullah saw. turun dari minbar dan mengambil
keduanya, dan menaruhnya di dekatnya seraya bersabda, ”Sungguh benar
firman Allah, ”Sesungguhnya harta-harta dan anak-anak kalian adalah
fitnah bagi kalian.” Saya lihat kedua anak ini jalan-jalan, sehingga
saya tidak bersabar, saya memotong khutbahku agar saya mengambil
keduanya.”
Al Aqra’ bin Habis datang menemui Rasulullah
saw. Ketika itu ia melihat beliau mencium Hasan bin Ali ra. Maka saya
bertanya, ”Apakah kalian mencium anak-anak kalian?” Rasulullah saw.
menjawab, ”Ya”. Al Aqra’ berkata, ”Sungguh, saya mempunyai sepuluh anak,
tidak pernah sekali pun saya mencium salah satu dari mereka.” Maka
Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa yang tidak sayang, ia tidak akan
disayang.” Muttafaqun ’Alaih.Perilaku Muhammad saw. yang demikian tidak
hanya kepada keluarganya saja, tapi untuk semua anak-anak pada masanya,
sampai pembantunya sekalipun.
Adalah Anas Bin Malik
memberi kesaksian, ”Saya telah sepuluh tahun menjadi pelayan Rasul,
selama itu beliau tidak pernah berkata uf atau hus ata ah kepada saya.”
Muhammad saw. sangat menganjurkan agar memberi nama anak dengan
sebaik-baik nama, begitu juga beliau sangat tidak setuju dan melarang
pemberian nama yang buruk. Kenapa? Karena nama itu jangan sampai
mempengaruhi mentalitas anak ketika mereka menginjak dewasa.
Muhammad saw. juga sangat memperhatikan penampilan anak-anak.
Diriwayatkan
dari Nafi’ bin Umar, bahwa Nabi saw. melihat anak kecil rambutnya
dipotong separuh dan separuh lagi dibiarkan, maka beliau melarang hal
yang demikian, seraya bersabda, ”Cukur semuanya atau tidak sama sekali.”
►3.NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PENDIDIK◄
✔ Percaya Diri & Mandiri
Sirah
Nabi telah mengajarkan kepada kita prinsip-prinsip pendidikan, yaitu
pentingnya anak-anak memiliki percaya diri, mandiri dan mampu mengemban
tanggungjawab di usia dini. Inilah problematika kita sekarang, anak-anak
kita kehilangan sikap percaya diri, mandiri dan mental dewasa.
Kita
berhajat untuk mengingat peristiwa di mana Muhammad saw. menjadikan
Zaid bin Haritsah sebagai pemimpin pasukan kaum muslimin, meskipun
usianya masih muda belia. Ketika itu umurnya baru enam belas tahun (16),
padahal ada orang yang lebih tua dan lebih tinggi kedudukannya, seperti
Abu bakar, Umar radhiyallahu anhum. Kenapa Muhammad melakukan hal
demikian? Adalah karena beliau ingin mengajarkan kepada Zaid rasa
percaya diri, dan agar menghilangkan anggapan sebagian orang bahwa Zaid
tidak mampu, sekaligus sebagai pembelajaran bagi generasi masanya untuk
peduli dengan problematika umat dan berkontribusi menyelesaikannya.
✔ Sikap dan Perilaku
Muhammad
saw. mengajarkan dasar-dasar ajaran agama yang lurus kepada anak-anak
sejak dini. Beliau mendorong mereka untuk mempelajari etika umum dan
perilaku lurus yang orang Barat sekarang menamakannya sebagai ”Seni
Etika”.Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah,
ia berkata: ”Ketika saya masih kecil di asuhan Rasulullah, saya hendak
meraih makanan di nampan, maka Rasulullah saw. bersabda, ”Wahai anak
kecil, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah
apa yang terdekat dari kamu.”
Ketika Husain ra, cucu Nabi
hendak makan kurma dari hasil sedekah, maka Rasulullah saw. bersabda,
”Jangan, jangan. Bukankah kamu tahu, bahwa tidak halal bagi kita
-keluarga Nabi- sedekah seseorang?
►4.NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PEDAGANG◄
“ Pedagang yang jujur dan benar nanti di hari kiamat bersama orang-orang yang mati syahid”(HR.Ibnu Majah)
“
para pedagang pada hari kebangkitan akan di bangkitkan sebagai pelaku
kejahatan, kecuali mereka bertaqwa kepada Allah, jujur dan selalu
berkata benar” (HR. Tarmizi, Ibnu Majah. Darimi dan Baihaqi).
Ada
beberapa keistimewaan dari praktek perdagangan yang beliau lakukan
sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Diantaranya:1. Muhammad tidak
memulai bisnis dengan modal dana. Bahkan pada saat itu beliau sangat
miskin.2. Beliau tidak memulai bisnis dengan memanfaatkan KKN.3. Beliau
tidak memiliki ilmu manajemen yang rumit bahkan beliau saat itu belum
bisa membaca dan menulis.
Lalu bagaimana bisa hanya dengan
modal sedemikian minimalnya menurut kaca mata orang awam itu beliau
berhasil menjadi pedagang yang besar yang sukses bahkan mampu meluaskan
usahanya ke seluruh negeri? Ada beberapa tahapan dan kunci utama:1.
Beliau dikenal sebagai Al ‘Amin, orang yang sangat bisa dipercaya.
Beliau menggunakan kepercayaan itu dengan bijaksana, tak pernah
menyalahgunakannya.2. Beliau tidak memiliki hambatan mental (mental
blocking) dalam melaksanakan usahanya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
kepercayaan orang-orang terhadap beliau.3. Beliau memulai bisnis dengan
menguasai pasar terlebih dahulu. Dengan cara ikut pamannya berdagang,
beliau mengetahui di mana membeli barang yang murah dan di mana menjual
barang dengan harga yang lebih baik.4. Setelah menguasai pasar, di
Madinah beliau kemudian beralih ke sektor industri pertanian, namun
masih tetap melaksanakan kegiatan pemasaran produk dari kaum non muslim
di sana. Sehingga bisnis kaum Quraisy saat itu masih dibiarkan
berkembang.5. Dengan bertambahnya tenaga kerja, beliau lalu mulai
menyusun tata kerja organisasi “perusahaanya”.6. Akhirnya para
penerusnya (di bidang bisnis) mengembangkan usaha ke seluruh pelosok
penjuru.
Nabi Muhammad saw memberikan nasehat kepada
seorang pedagang pengecer, tatkala mencampur antara barang yang
berkualitas baik dengan yang tidak baik. Dari Abu Urairah : bahwasanya
Rasulullah saw pernah melalui suatu onggokan makanan yang bakal di jual,
lantas beliau memasukkan tangan beliau kedalam onggokan itu, tiba tiba
jari beliau di dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari beliau
seraya berkata, mengapakah ini? Jawab yang punya makanan, basah karena
hujan ya Rosulullah, beliau bersabda : mengapa tidak engkau taruh di
sebelah atas supaya dapat dilihat orang. Barang siapa yang menipu, maka
ia bukan umatku (HR. Muslim). Harga yang di tetapkan pedagang,
adakalanya terkandung unsur penipuan, ada yang di sadari dan ada pula
yang tidak di sadari, misalnya, harga yang di tetapkan berdasarkan
negosiasi (tawar meanawar), biasanya di tentukan oleh keahlian pelanggan
dalam menawar, bisa jadi harga berbeda untuk barang yang sama, tempat
yang sama. Apabila pelanggan bertemu satu sama lain, dengan membeli
barang yang sama, tetapi harga berbeda. Pelanggan dengan harga tinggi
merasa tertipu.
Allah berfirman, “sempurnakanlah takaran
dan janganlah kamu termasuk orang orang yang merugikan, dan timbanglah
dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak haknya” (QS. Asy Syu’araa : 181-182).
►5.NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PANGLIMA PERANG◄
Nabi
Muhammad senantiasa mendapat ancaman bahkan upaya pembunuhan dari
orang-orang kafir yang menentang dakwahnya. Namun demikian, pengikut
Muhammad yang sedikit ketika itu senantiasa membela beliau hingga ke
medan peperangan. Mereka rela mati demi membela Nabi Muhammad.
Sejarah
telah mencatat kejeniusan dan kehebatan Rasulullah sebagai panglima di
bidang militer dan strategi perang, yang tak tertandingi oleh Panglima
perang manapun, siapapun dan dalam perang apapun, serta pada waktu
kapanpun, baik pada masa lalu, sekarang maupun yang akan datang. Dan
fakta-fakta menunjukkan bahwa Rasulullah Sang Panglima telah mempelopori
dan menerapkan seluruh “Principles Of War” yang hari ini menjadi
rujukan setiap Panglima perang dan tentaranya.
Dari
peperangan yang banyak itu, yang paling terkenal hingga sekarang adalah
Perang Badar, yakni peperangan antara 300 tentara pimpinan Muhammad
melawan 700 tentara kafir Mekah (H.G. Wells, The Outline of History,
1949). Kemenangan yang diraih dalam Perang Badar ini--sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur'an--tidak terlepas dari bantuan dari 3.000
malaikat yang secara khusus diturunkan oleh Allah dari langit untuk
membantu tentara pimpinan Muhammad:
Petunjuk Rasulullah
SAW dalam berperang• Rasulullah saw. menganjurkan berperang pada pagi
hari, jika beliau tidak berperang di pagi hari, maka beliau menunda
peperangan sampai tergelincir matahari dan angin berhembus.
•
Beliau memba’iat para sahabatnya dalam perang agar tidak melarikan
diri, terkadang beliau membai’atnya supaya bersedia untuk mati, mereka
di bai’at untuk berjihad sebagaimana mereka di bai’at karena untuk islam
• Beliau bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam masalah jihad, ketika bertemu musuh dan ketika memilih posisi.
•
Beliau berada di belakang untuk memberikan mereka air minum dalam
perjalanannya, beliau membantu yang lemah dan berada di belakang
orang-orang yang telah letih tunggangannya (unta atau kuda), Rasulullah
saw. Adalah orang yang paling sayang dan ramah buat mereka ketika mereka
sedang dalam perjalanan.
• Jika beliau hendak berperang
maka beliau menggunakan taktik atau strategi, beliau bersabda: “perang
adalah (memerlukan) strategi”.
• Rasulullah saw. Selalu Mengutus mata-mata untuk mengabarkan keadaan musuh.
•
Jika beliau telah berhadapan dengan musuhnya, maka beliau berhenti dan
berdo’a meminta pertolongan kepada Allah Swt. Beliau dan para sahabatnya
memperbanyak mengingat Allah Swt. (berdzikir kepada Allah Swt.) dengan
mengecilkan suara mereka.
• Rasulullah saw. Memakai
peralatan-peralatannya untuk berperang, beliau memakai baju besi, topi
baja dan menyandang pedang, beliau juga membawa busur dan anak panah,
serta memakai perisai atau tameng.
• Rasulullah saw.
Menertibkan para pasukan dan pertempuran, beliau meletakkan setiap sudut
atau segi yang sesuai untuknya, dan beliau memimpin peperangan.
•
Jika pasukan telah turun (ke medan perang) maka beliau mengumpulkan
mereka atas sebagian yang lain dengan sebagian yang lain, sehingga jika
seandainya di bentangkan sebuah kain di atas mereka maka akan meliputi
mereka.
• Beliau menertibkan barisan-barisan, dan
memerintahkan mereka ketika berperang dengan tangan beliau, dan
Rasulullah saw. Bersabda: wahai fulan kamu maju, wahai fulan kamu
mundur.
• Beliau senang dengan orang yang berperang di bawah bendera kaumnya.
• Terkadang Rasulullah saw. Menyerang musuhnya di waktu malam, terkadang beliau menyerang mereka di waktu siang hari.
•
Dan jika beliau bertemu dengan musuh maka beliau berdo’a:“Allahumma
munzilal kitaab, wa majria ssahaab, wahaazimul ahzaab, ihzimhum
wanshurnaa ‘alaihim”.Artinya: “Ya Allah! Yang telah menurunkan al kitab
(al Qur’an), dan yang menggerakkan awan, Yang mengalahkan golongan yang
bersekutu (musuh), Kalahkanlah mereka dan berilah kami kemenangan atas
mereka”.
Terkadang beliau mengatakan: “Golongan itu pasti
akan di kalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari
kiamat itulah hari yang di janjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih
dahsyat dan lebih pahit”. (QS. Al Qamar: 45-46).
Terkadang
beliau mengatakan: “ya Allah! Turunkanlah pertolongan-Mu”. Dan beliau
membaca: “Ya Allah! Engkau adalah lenganku (pertolongan-Mu yang ku
andalkan dalam menghadapi lawanku) Engkau adalah pembelaku, dengan
pertolongan-Mu aku berputar-putar, dengan pertolongan-Mu aku menyergap,
dan dengan pertolongan-Mu aku menyerang”.
• Dan jika
manusia merasa keletihan (dengan perang yang berkecamuk) beliau
mengingatkannya agar bertakwa kepada Allah, dan beliau berada paling
dekat dengan musuh.
• Dan jika beliau menemui musuhnya,
maka beliau memperkenalkan dirinya, dengan mengatakan: “Saya adalah
seorang Nabi dan bukan suatu kebohongan, saya cucu Abdul Muttalib”.
• Rasulullah saw. Senang bersikap bangga diri ketika berada di medan perang (untuk membangkitkan semangat prajuritnya).
•
Rasulullah saw. Memakai penjaga, dan ketika turun firman Allah
Swt.:“…Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia…”. (QS. Al Maaidah:
67). Beliau keluar kedepan orang-orang dan mengabarkan hal tersebut,
dan mengosongkan penjagaan.
• Dan jika Rasulullah saw.
Mengutus sariyyah (pasukan) beliau memberinya wasiat agar bertakwa
kepada Allah swt. Beliau bersabda: “berjalanlah dengan Nama Allah, dan
di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah Swt…dan
jangan membunuh bayi “.
• Dan beliau melarang untuk membunuh wanita dan anak-anak.
•
Dan beliau memerintahkan kepada pimpinan pasukan (yang di utus) agar
mendakwahi atau mengajak musuhnya sebelum berperang, dengan menawarkan
pilihan yaitu, masuk islam dan berhijrah atau masuk islam tanpa
berhijrah, dan mereka seperti orang-orang pedalaman muslim, mereka tidak
mempunyai bagian dalam hal ghanimah harta rampasan perang, atau
membayar pajak (upeti), dan jika mereka mengabulkannya maka terimalah
mereka, dan jika mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah
Swt. Dan perangilah mereka.
• Terkadang Rasulullah saw. Berperang dengan menggunakan manjanik (alat pelontar batu).
•
Rasulullah saw. Melarang dalam peperangan merampas atau merampok dan al
mutslah, kata al mutslah ialah: pencemaran nama baik (fitnah) sebelum
di bunuh atau setelahnya.• Rasulullah saw. Melarang membawa al Qur’an
ketika hendak bepergian ke daerah musuh.
►NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI "NEGARAWAN"◄
Sebagai kepala Negara Muhammad saw selalu mengedepankan musyawarah,” hal ini dapat dipahami dari firman Allah,
“dan
bagi orang-orang yang mematuhi seruan Allah dan mendirikan salat,
sedangkan urusan mereka selesaikan/putuskan dengan musyawarah diantara
mereka, dan mereka menafkahkan sebagian rezki yang kami berikan
mereka.”(QS.Asyuura:38).
Bahkan, dalam musyawarah Muhammad
saw mengikuti pendapat suara terbanyak meskipun berbeda pendapat dengan
pendapat pribadi beliau dari kutipan tersebut mengandung arti bahwa
Muhammad saw sebagai pemimpin Negara dan sekaligus seorang utusan Allah
tidak berbuat sewenang-wengan dan memanfaatkan kedudukannya tersebut.
Dan bukti betapa piawainya dan bijaksananya beliau dalam bernegara adalah
✔ Piagam Madinah
Manuskrip
sejarah mencatat, awal mula kebijakan politik di dunia yang sesuai
dengan prinsip dasar fitrah dan nilai kemanusiaan adalah Piagam Madinah.
Konsepsi kebijakan Politik yang dicetuskan Rasulullah dalam Piagam
adalah benar-benar menggemparkan para sceientist generasi umat manusia
di era berikutnya, bukan hanya sceientist muslim yang terkesimak dengan
pesan-pesan dari butir-butir piagam, bahkan orang-orang non muslim yang
notabene memusuhi Islam kerap “terjerat” dengan keindahan pesan Piagam
Madinah. Namun demikian Kemunculan piagam madinah, jika ditelusuri,
bukanlah hasil pemikiran manusia belaka, melainkan terinspirasi dari
pesan-pesan al-Quran. Maka sangatlah wajar jika salah satu butir Piagam
menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi dalam menentukan hukum adalah
Allah dan Rasul-Nya. Karena keindahan pesan-pesan Piagam merupakan
turunan dari konsep Al-Quran yang dikejewantahkan dalam realita
kehidupan sosial oleh Pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Muhammad
Ma’ruf Dawalib, menyatakan dalam makalahnya yang disampaikan pada
seminar internasional bertemakan “Ar-Ru’ya al-Akhlaqiyah wa as-Siya
siyah fil Islam”, di Prancis, 7-10 Desember 1982, bahwa “Dari sudut
pandang historis, kita harus melihat bahwa di anatar ajaran agama yang
ada, ajaran Islamlah yang paling menjungjung tinggi etika interaksi
sosial. Bahkan yang lebih menakjubkan, adalah pesan Piagam yang
merupakan representasi pertama dari prinsip-prinsip dasar kehidupan
bernegara dan perlindungan hukum manusia di dunia.
Diantara pesan-pesan yang paling mendasar ialah:
1. Penemuan undang-undang secara tertulis yang sesuai dengan tuntutan zaman saat itu.
Kemudian
diringi dengan memproklamirkan undang-undang tersebut secara langsung
dan terbuka serta penyepakatan untuk menta’atinya secara bersama.
Fenomena ini merupakan “peristiwa” baru dalam lintasan panjang sejarah
perundang-undangan umat manusia.
2. Piagam
Menyatakan,
bahwa hukum yang paling “elegan” untuk menyelesaikan perseteruan umat
dan problematika negara adalah Al-Quran dan sunnah.
3. Proklamasi
Toleransi
beragama “Dan sesungguhnya Yahudi adalah satu umat dengan kaum
muslimin. Bagi kaum Yahudi agama mereka dan bagi kaum muslimin agama
mereka. Bagi Orang Yahudi persamaan (hak dan kewajiban) dengan kaum
muslimin, tidak boleh dizholimi dan di aniyaya”.
4. Seruan
Bekerjasama;
Saling topang-menopang anatara yang kuat dan yang lemah dalam kehidupan
bermasyarakat. Serta larangan saling sabot antara peserta Piagam.
5. Menyatakan kewajiban bernegara; Kemanan negara, baik dalam dan luar negeri, adalah tanggung jawab bersama.
Ketika
menela’ah lebih dalam –di depan- tentang pesan PaiagamMadinah, kita
akan mengetahui bahwa Rasulullah menjadi pemimpin di Madinah dalam arti
yang sangat luas, yaitu sebagai pemimpin agama dan negara. Hal ini
mengindikasikan ke-universal-an Islam dalam mengatur setiap sendi
kehidupan manusia. Maka Tidak heran jika kemajuan teknologi, ekonomi,
politik dan sosial akan tetap relevan jika disandingkan dengan
nilai-nilai ajaran Islam. Sangat tepat jika DR.Yusuf Qardawi mengatakan,
salah satu keistimewaan ajaran Islam adalah:“Mengikuti perkembangan
zaman tanpa meninggalkan pondasi-pondasi ajaran”.
✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏✏
1.Kekuasaan Tertinggi di Tangan Allah dan Rasul
Butir
Piagam Madinah mengabarkan bahwa kebijakan-kebijakan negara harus
berjalan seiring pesan al-Quran dan sunnah. Baik hakim atau pun mahkum,
mereka terikat dengan batasan-batasan yang ditetapkan oleh “konsep”
Jahiliyah. Secara kasat mata para Pejabat Teras memang pemilik
kekuasaan, namun pada hakikatnya kekuasaan tersebut berada di bawah
kekuasaan tertinggi Pemilik dunia, Allah SWT.
Kekuasaan
tertinggi inilah yang memiliki wewenang sesungguhnya akan penentuan mana
yang benar dan mana yang salah, mana batasan-batasan kebijakan yang
diperbolehkan dan mana yang terlarang. Apa undang-undang yang harus
ditetapkan dan apa undang-undang yang tidak layak ditetapkan. Hal ini,
karena kebenaran mutlak bukanlah milik manusia, melainkan hanya
milikAllah ta’ala..
Jika penentuan kebenaran adalah
otoritas manusia, acap kali terjadi sikap legitimasi atau klaim
kebenaran. Kasus penyerangan Afganistan tanpa bukti objektif merupakan
pengalaman global dalam tataran dunia internasional akan kleim kebenaran
ini.
2.Kebebasan Akidah
Al-Quran walaupun
menyeru kepada iman, namun tetap memberikan “nafas” bagi mereka-meraka
yang kufur terhadap akidah Islam. Sebenarnya apa makna implisit dari
kebebasan akidah yang terkandung dalam piagam madinah?? Mengapa
kebebasan akidah menjadi bagian dari pesan “MOU” Rasulullah dengan kaum
Yahudi dan Musyrikin??? Bukankah mereka telahmenindas dan menganiaya
Rasulullah dan para sahabatnya?? Bukankah Rasulullah dan Sahabatnya
terpaksa meninggalkan tanah kelahiran hanya karena kekejaman kafir
Quraisy?? Bukankah Rasulullah pernah diboikot oleh kafir Quraisy??
Bukankah mereka selalu berusaha membunuh Rasulullah dan para sahabat??
kemudian mengapa Islam tetap mengusung kebebasan akidah??
1) Al-Quran yang menjadi landasan ajaran Islam, sudahsedemikian jelas menerangkan mana jalan kebaikan dan mana kesesatan.
Apa
sifat-sifat mansuia baik dan apa sifat-sifat manusia buruk, kemana
tempat kembali para pelaku kebaikan dan kemana tempat kembali para
pelaku kejahatan . Sehingga kejelasan konsep ini sangat mudah untuk
diterima akal sehat manusia di seluruh dunia.
2) Benar, Rasulullah di utus untuk menyeru kepadaiman, tapi Rasulullah menggunakan uslubul hiwar dengan seruan
“Bantahlah mereka dengan cara yang baik (an-Nahl 125)”.
Dan yang terpenting, tugas Rasulullah hanyalah menyampaikan bukan memaksa dengan “intimidasi buta”.
“Sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja,sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka. Ar-Ra’d: 40)”.
“Dan
kamu sekali- kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri
peringatanlah dengan al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.(Qaaf:
45)”.
3) Pada hakikatnya kaum Yahudi dan Masehi serta
Musyrikin Arab di zaman Nabi saw, jauh lebih mengenal kejujuran dan
amanah Rasulullah saw, sehingga kaum yahudi sendiri menitipkan
barang-barangnya kepada Rasulullah saw dan tanpa segan-segan memberikan
pinjaman uang kepada Rasulullah saat ia membutuhkan. Kisah dialog
anatara Raja Romawi Hereaclus dengan Abu Sofyan juga menjadi saksi
sejarah atas kejujuran Rasulullah saw, Dimana dialog tersebut terjadi
Ketika Abu Sofyan masih dalam keadaan musyrik dan ketika terjadi
perdamaian hudaibiyah. Salah stau pertanyaan yang dilontarkan Hereaclus
kepada Abu sofyan adalah; ”Apakah ia pernah berdusta sebelumia
menyampaikan ajaran tersebut?? Abu Sofyan menjawab “tidak”.
Kejelasan
konsep al-Quran, kelembutan uslub dakwah dan kejujuran pembawanya,
merupakan hujjah yang teramat kuat akan kebenaran agama Islam.
3.Persamaan dan Hak Asasi Manusia.
Kaum
aqolliyat yang hidup di bawah naungan negara Islam, padahakikatnya
membawa identitas warga negara Islam, karena mereka dianggap bagian dari
komponen negara. Maka secara linier hak dan kewajiban mereka sama
dengan kaum muslimin.
Mereka sama-sama mendapatkan hak
keamaan, pendidikan, kekebasan bersuara dan bekerja, pada waktu yangn
sama mereka juga terkena hudud qishas, diyat dan ta’zir jika melanggar
aturan pidana yang digariskan negara.
Islam memandang
bahwa semua manusia berasal dari satu Pencipta yang sama, yaitu Allah
SWT. Unsur penciptaan semua manusia juga sama, yaitu tanah. Bapak dari
semua manusia juga kembali kepada hamba yang sama yaitu Adam
‘alaihissalam. Dan manusia akan kembali ke tempat yang sama yaitu kepada
Allah swt –terlepas dia akan masuk syurga atau neraka-. Dengan alas an
ini, maka keturunan, ras, harta dan kekuasaan-dalam tataran interaksi
sosial- tidaklah dapat mengkhususkan hak seseorang dari yang lainnya
atau mengkhususkan kewajiban seorang muslimtanpa non muslim.
Persamaan
tidak sebatas dalam lingkaran hak dan kewajiban, namun memiliki makna
lebih luas, diantaranya adalah persamaan hukum. Hukum Allah, tidak
memandang kaya atau miskin, kuat atau lemah, hakim atau mahkum, muslim
atau non muslim.
COMMENTS