albert pike perang dunia 3 | Cacat dan Sisi Gelap Sistem Demokrasi | penipuan demokrasi

“Perang Dunia Pertama digelar agar Illuminati dapat menggulingkan kekuasaan Tzar di Rusia dan merubah negara tersebut menjadi kubu Komunisme-Atheistik. Perselisihan-perselisihan antara Kekaisaran Inggris dan Jerman yang digerakkan oleh para Agentur Illuminati dihidupkan untuk menimbulkan perang ini. Setelah perang selesai, Komunisme dibangun dan digunakan untuk menghancurkan pemerintahan-pemerintahan lainnya serta untuk memperlemah agama-agama.
Perang Dunia Kedua dihasut dengan memanfaatkan perselisihan-perselisihan yang terjadi antara Politik Fasis dengan Zionis. Dengan diigelarnya peperangan ini maka akan menghancurkan Naziisme dan kekuatan Politik Zionis meningkat semakin kuat, dengan demikian negara Israel yang berdaulat dapat didirikan di Palestina. Selama berlangsungnya perang dunia kedua, kekuatan Komunisme Internasional dibangun sampai kekuatannya sebanding dengan kekuatan umat Kristen. Pada batas ini ditahan serta diawasi sampai diperlukan dalam akhir pergolakan masyarakat.
“Perang Dunia Ketiga dihasut dengan memanfaatkan perselisihan-perselisihan antara Politik Zionis dengan Para Pemimpin Dunia Islam yang digerakkan oleh para agentur Illuminati. Peperangan diarahkan sedemikian rupa dengan mengadu-domba Islam dengan Politik Zionis (termasuk Negara Israel) yang akan saling menghancurkan, sementara pada waktu yang bersamaan negara-negara lainnya, dipecah-belah untuk saling bertentangan satu-sama lain dalam masalah ini, mereka akan dipaksa untuk berperang sampai kepada sebuah keadaan keleletihan yang paripurna baik secara pisik, mental, spiritual maupun ekonomi.”
ImageDalam bukunya, `Terrorism And the Illuminati,` [3] seorang pengarang Kanada, David Livingstone lebih jauh menjelaskan mengenai maksud Albert Pike sbb:
“Kemudian Pike menjelaskan kepada Mazzini bahwa setelah Perang Dunia Ketiga selesai, sebuah pergolakan masyarakat dunia akan diprovokasi yang skala kejadiannya lebih besar daripada yang pernah dikenal dunia selama ini.
“Kita harus melepas kontrol atas Nihilis (maksudnya teroris) dan Atheis, dan kita harus memprovokasi terjadinya sebuah pergolakan masyarakat yang menunjukkan kepada bangsa-bangsa dampak buruk dari Atheisme mutlak, kekejaman yang orisinil serta huru-hara paling berdarah. Dimana-mana para warganegara berkewajiban untuk mempertahankan diri mereka sendiri melawan minoritas revolusioner dunia, membasmi penghancur peradaban, dan terhadap kekecewaannya oleh agama Kristen, yang kepercayaan ketuhanannya mulai saat itu akan kehilangan petunjuk atau arahan, lalu mereka akan menginginkan kepercayaan baru, namun tanpa mengetahui apa yang harus dipercayai, lalu kami akan memberi mereka petunjuk dengan menjelmakan doktrin universal murni Lucifer, yang pada akhirnya disebar luaskan kepada masyarakat umum. Manifestasi ini akan dihasilkan dari gerakan reaksioner umum, yang kemudian akan terjadi kehancuran agama Kristen dan Atheisme, keduanya ditaklukkan dan dibasmi pada saat yang bersamaan.”
ALBERT PIKE PADA 15 AGUSTUS MEMASUKKAN KAUM NIHILIS DAN ATHEIS KE DALAM DEMOKRASI. SEDANG THEODORE HERZEL MENGEMBANGKAN NATIONALISME DEMOKRASI UNTUK DIJADIKAN POLITIK. MEMBEBASKAN MANUSIA DARI AGAMA DAN BEBAS DARI TUHAN. KEDUA TOKOH ZIONISME YAHUDI ISRAEL MENINGGALKAN JEJAK DEMOKRASI ANTI TUHAN ANTI AGAMA.

Cacat dan Sisi Gelap Sistem Demokrasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai
bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta
memerintah dengan perantaraan wakilnya, gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang sama
bagi semua warga negara.
Jauh sebelum pengertian itu muncul, istilah Demokrasi sudah lahir di
Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Kata
Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Abraham Lincoln,
Presiden Amerika Serikat ke-16, mengemukakan bahwa pemerintahan
demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat (from people,
for people, by people). Padahal kenyataannya pemerintahan dari, oleh dan untuk PARTAI.
Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem demokrasi di banyak negara.
Secara umum, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah
negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias
politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif,
yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg
sejajar satu sama lain, hal itu juga dapat disebut bagi-bagi kue kekuasaan.
Ketiga jenis lembaga melaksanakan kewenangan masing-masing.
Lembaga-lembaga pemerintah seperti presiden dengan dibantu menteri dan
jajarannya memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif. Sementara lembaga-lembaga pengadilan memiliki
kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan judicatif. Dan
lembaga perwakilan rakyat – DPR di Indonesia – memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif.
Pemerintahan demokratis diberi kewenangan membuat keputusan melalui
mandat yang di peroleh melalui pemilu. Selanjutnya warga Negara melalui
hak memilihnya yang periodik dapat terus menjaga agar pemerintahnya
bertanggung jawab kepada masyarakat. Dan jika pertanggungjawaban itu
tidak diberikan, maka warga Negara dapat mengganti pemerintahan melalui
mekanisme demokrasi yang tersedia.
Walau harus diakui corak dan model demokrasi beragam di setiap negara,
namun secara umum, rakyatlah yang memegang peranan penting dalam proses
demokrasi. Merekalah yang diserahi tanggung jawab memilih siapa wakil
yang mereka kehendaki melalui proses pemilihan baik langsung maupun tak
langsung. Aspirasi merekalah yang harus dilaksanakan oleh wakil-wakil
terpilih.
Unsur berikutnya dan bahkan lebih mendasar dalam demokrasi adalah
kebebasan, yaitu kebebasan berekspresi, berkumpul, berserikat, dan media
(Koran, radio, TV). Kebebasan memungkinkan demokrasi berfungsi.
Luar biasanya, sistem demokrasi sudah dianut oleh mayoritas negara di
dunia. Dengan berkiblat ke Negara Super Power Amerika Serikat,
negara-negara di dunia – terutama negara berkembang – berlomba-lomba
berbenah dan mengadopsi sistem ini dengan corak dan warna yang
disesuaikan dengan karakter bangsa masing-masing.
Satu point yang perlu dicermati dari sistem demokrasi adalah penentuan
calon pemimpin atau wakil rakyat yang kelak menyuarakan kehendak rakyat.
Demokrasi tidak mengatur detil dari point ini. Semua diserahkan
pada negara atau wilayah guna menyesuaikan sesuai dengan kepentingan.
Mengingat azas kebebasan yang berlaku dalam sistem demokrasi, maka
setiap warga negara punya hak dipilih dan memilih sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Celakanya jika dalam penetapan ini bermuatan kepentingan
segelintir orang atau kelompok, maka akan dibuat kriteria selonggar
mungkin. Ini yang terjadi ketika Aburrahman Wahid (Gus Dur) dicalonkan
sebagai presiden RI. Atau standar minimum pendidikan SMA pada penetapan
calon anggota legislatif indonesia. Itulah muncul kekhawatiran dari
beberapa kalangan akan munculnya sosok-sosok boneka. Mereka yang
sebenarnya jauh dari kompeten namun memenuhi syarat minimal berhak
mencalonkan diri.
Sisi lain yang tak kalah menakutkan adalah proses pra pemilihan
umum. Mengingat calon harus memenangkan suara terbanyak untuk bisa duduk
di tempat yang ia inginkan, maka mau tak mau harus ada usaha untuk
merebut hati rakyat. Kampanye sebagai mekanisme ‘beriklan’ harus
dimanfaatkan betul.
Semua kita tahu bagaimana gegap gempitanya kampanye. Mulai dari famplet,
selebaran, panggung dangdut, iklan televisi, dsb. Berbagai janji
diumbar di sana. Intinya sama: Pilih Saya. Karena saya pantas.
Mereka yang lolos “fit and Proper Test” ini dan berkampanye, membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Hanya beberapa gelintir saja yang menggunakan dana dalam hitungan ratusan juta. Selebihnya, membutuhkan dana hingga miliaran. Tentu saja hanya segelintir saja yang punya, mampu dan mau mengeluarkan danasebesar ini. Kalaupun tak punya dana sebesar itu, tersedia jalan lain.
Diperbolehkan menggalang dana dan mencari sponsor dari individu atau kelompok. Dan tentu saja harus ada ‘traksaksi’ atau semacam kesepakatan antara kedua belah pihak. Intinya harus ada simbiosis mutualisme antara kerduanya.
Hanya beberapa gelintir saja yang menggunakan dana dalam hitungan ratusan juta. Selebihnya, membutuhkan dana hingga miliaran. Tentu saja hanya segelintir saja yang punya, mampu dan mau mengeluarkan danasebesar ini. Kalaupun tak punya dana sebesar itu, tersedia jalan lain.
Diperbolehkan menggalang dana dan mencari sponsor dari individu atau kelompok. Dan tentu saja harus ada ‘traksaksi’ atau semacam kesepakatan antara kedua belah pihak. Intinya harus ada simbiosis mutualisme antara kerduanya.
Maka jadilah kampanye tidak sekedar pra pesta demokrasi melainkan pesta bisnis di sisi lain. Inilah point berbahaya dimaksud. Celah ini sangat dipahami betul para pemilik modal. Mereka yang ingin mempertahankan hegemoni bisnisnya rela merogoh kocek lebih dalam guna
mendukung salah satu calon yang dianggap menguntungkan bisnisnya kelak.
Inipulalah yang dimanfaatkan dengan jeli oleh para penganut “Tata
Dunia Baru” yang dimotori oleh zionis yahudi. Dalam Protokol Zion
Protokol X butir sebelas disebutkan, “Pada masa mendatang kita akan
menentukan tanggung jawab presiden.”
Inti dari protokol di atas adalah bagaimana agen-agen mereka berusaha sekuat tenaga dalam menguasai negara dan mengendalikan presiden. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa lebih dari ¾ bumi menggunakan demokrasi sebagai sistem untuk memilih presiden dan kampanye sebagai mekanisme mencari dukungan. Bisa dibayangkan jika presiden-presiden yang lahir itu adalah mereka yang menggunakan dana yang dikucurkan oleh pemilik modal yahudi. Tentu mereka harus mentaati semacam LoI (letter of intent) atau MoU (Memorandum of Understanding). Mereka juga akan dituntut balas budi ketika sudah mapan di kursinya.
Inti dari protokol di atas adalah bagaimana agen-agen mereka berusaha sekuat tenaga dalam menguasai negara dan mengendalikan presiden. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa lebih dari ¾ bumi menggunakan demokrasi sebagai sistem untuk memilih presiden dan kampanye sebagai mekanisme mencari dukungan. Bisa dibayangkan jika presiden-presiden yang lahir itu adalah mereka yang menggunakan dana yang dikucurkan oleh pemilik modal yahudi. Tentu mereka harus mentaati semacam LoI (letter of intent) atau MoU (Memorandum of Understanding). Mereka juga akan dituntut balas budi ketika sudah mapan di kursinya.
Dan presiden bukanlah satu-satu penentu kebijakan sebuah negara.
Di Indonesia misalnya, ada DPR. Di Amerika ada senat. Mereka para wakil
yang duduk di sana pun tak luput dari jerat mematikan tersebut. Maka jadilah mereka tak ubahnya boneka dan wayang-wayang yang dikendalikan oleh si pemilik modal.
Di Amerika, Koran Washington Post pada 2003 menghitung, 60 persen dari
dana kampanye para calon presiden Demokrat berasal dari pengusaha
Yahudi. Jerusalem Post pada 2000 melaporkan: Yahudi menyumbang 50 persen
dana kampanye Bill Clinton pada 1996.
Obama sendiri saat kampanye didukung penuh oleh Yahudi. Situs surat
kabar Israel Haaretz, Rabu (22/10), memuat laporan tentang tokoh-tokoh
Yahudi AS yang memainkan peran penting dalam proses pemilu dan kampanye
presiden di Negeri Paman Sam itu dibawah judul “36 Jews Who Have Shaped
the 2008 U.S. Election”.
Dari 36 nama tersebut terdapat nama-nama penggalang dana kampanye bagi
Obama yaitu: Sheldon Adelson seorang Republikan, neokonservatif dan
seorang ‘mega-donor’, Sherry Lansing penggalang dana dan donatur utama
Partai Demokrat, pernah menjadi perempuan pertama yang memimpin
Paramount, salah satu studio film terkemuka di Hollywood, Eli Pariser
memimpin situs MoveOn.org, situs advokasi online beraliran liberal yang
menggalang dana untuk kandidat presiden dari Partai Demokrat, Penny
Pritzker ketua nasional bidang keuangan kampanye Obama, seorang milyader berasal dari keluarga
Yahudi yang dikenal kerap menjadi donatur besar, Denise Rich mantan
istri milyader March Rich, seorang penggalang dana terbesar bagi Partai
Demokrat, Barbra Streisand penyanyi terkenal yang menjadi ikon
Yahudi-liberal dan penggalang dana bagi Yahudi, mendukung Obama dan
berhasil menggalang dana sebesar 25.800 dollar dari kalangan selebritis
Hollywood.
Selain dana, yahudi memainkan peran penting dalamm mendongkrak
popularitas calon yang di dukung. Melalui media massa, terus ditiupkan
apa saja yang bisa membuat si calon meningkat elektabilitasnya. Mereka
tahu betul bagaimana dasyatnya peran media massa. Dalam Protokol XII
point 3 disebutkan:
“Kita akan memperlakukan pers dengan cara sebagai berikut: peran apa yang dimainkan oleh pers sekarang ini? Pers berfungsi membangkitkan dan membakar berbagai keinginan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita atau bisa juga untuk melayani tujuan egois dari kelompok-kelompok.”
Melalui media-media yang mereka punya, si calon dapat dengan mudah
memenangkan hati rakyat. Dapat dengan mudah pula memlintir fakta untuk
kemudian menjatuhkan lawan-lawan politiknya.
Di Amerika maupun di Inggris dan negara barat lainnya, demokrasi tengah
menjadi obyek telaah. Demokrasi sering kali dikatakan sedang meluncur
menuju sistem oligarki (bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya
dipegang oleh segelintir kelompok elit kecil). Bahkan, ada yang
mengatakan bahwa demokrasi sedang bermetamorfosis menjadi otokrasi
(suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu
orang)
Uang dan kekuatannya sering menjadikan proses pemilihan umum menjadi
tidak fair. Afiliasi kekuatan militer dan industri menjadi sangat
digdaya, terlebih setelah mengadopsi semboyan “perang melawan
terorisme”. Lobi dan korupsi mencemari berbagai proses pemerintahan.
Singkat kata, demokrasi tengah berada dalam kondisi yang tidak baik
alias sakit. (Simon Jenkins, mantan editor The Times, Guardian, 8 April 2010).
Analisa Simon Jenkins di atas memberikan gambaran jelas tentang cacat
demokrasi. Selain prosesnya sering tidak fair, mekanisme dan hasilnya
pun tak jarang menimbulkan petaka. Namun sayangnya kehebatan media
dan ‘marketing’ demokrasi yang dimiliki tangan-tangan tersembunyi,
membuat demokrasi seolah batu karang gagah yang tak tergoyahkan.
Disisi lain, pelaku-pelaku politik yang sudah jauh tenggelam dalam
dahaga duniawi dan kekuasaan semakin banyak bermunculan. Individu hasil
didikan tangan-tangan inilah yang akan dijadikan boneka dan atau wayang.
Inilah cacat bawaan dan sisi gelap demokrasi yang sudah banyak memakan
korban. Pelan tapi pasti, dunia saat ini sedang berjalan ke arah proses
destruktif massal. Satu per satu negara teracuni. Satu per satu pula
negara-negara tersebut dikuasai secara kasat mata melalui tangan-tangan
tersembunyi lewat mekanisme pemilu dalam sistem demokrasi.
Mari kita benahi sistem yang sudah
terlanjur rusak ini. Tidak ada kata terlambat. Sudah lebih setengah abad
bangsa ini merdeka, juga sudah lebih setengah abad bangsa ini
menggunakan sistem DEMOKRASI !!! tapi hasilnya bangsa ini tetap dilanda
bencana, bencana baik dari alam, dariperut kelaparan maupun dari nafsu
kekuasaan walhasilnya DEMOKRASI membuat rakyat menjadi DEMOCRAZY.
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pencasila dan UUD 45.
Bangsa Indonesia tidak mau menjadi bangsa yang tidak mau dipengaruhi dan
dikendalikan oleh bangsa asing. Apalagi dikendalika oleh demokrasi
zionisme yahudi amerika.
Sesungguhnya demokrasi itu anti agama anti tuhan.
Didukung oleh pikiran
dan pemikiran dari sekutunya kaum sekuler yang anti agama. Kaum
liberalisme anti tuhan karena berdasarkan kebebasan. Kaum atheis yaitu
tidak beragama dan tidak bertuhan. Kaum munafik adalah yang mengaku
Islam, tetapi anti Pancasila dan anti Syariat Islam. Dan kaum komunisme
gabungan dari orangt-orang nihilis dan atheis. Kemudian mereka ini
mewujudkan komunisme gaya baru yang tercetus pada pemberontakan
komunisme yang ketiga kalinya pada tahun 1998 yang mereka sebut sebagai
Reformasi 1998.
Indonesia akan kacau balau dan terpecah belah antar suku, antar agama,
sehingga Indonesia tidak memiliki peradaban. Bangsa Indonesia jika
memakai dan menganut demokrasi, maka secara nyata mereka mau menghapus
Pancasila dan menjadi antek-anteknya amerika. Sehingga Indonesia dijajah
oleh zionisme yahudi amerika dengan topeng : Demokrasi.
Kejahatan niat, kejahatan pemikiran dan kejahatan penghianat yang
disembunyikan dalam topeng adalah pendurhakaan kepada Al-Qur'an dan
sunnah Rasulullah SAW.
Allah Maha Melihat segala sesuatu dan tidak dapat
manusia menipu Allah. Karena Maha Mengetahui Allah SWT itu membuat
manusia harus takut kepada azab dan siksa Allah SWT.
Sesungguhnya dunia ini tidak punya daya dan upaya untuk menyelamatkan.
Apabila Allah SWT telah menentukan nasib bagi mereka yang tidak mau
menjaga iman dan Islam dalam situasi zaman yang telah dikuasai oleh
pemikiran sekuler, pemikiran liberal dan pengtanut demokrasi.
Al-Qur'an memperingatkan dalam terjemahannya sebagai berikut :
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan
kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kari kulit mereka akan
hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka
merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(Surah An-Nisaa ayat 56).
Gerakan wanita komunis gaya baru lebih jahat dari gerwani PKI gaya lama
berideologi marxis. Kebencian dan kesadisan wanita komunisme gaya baru
tertutup dengan gaya dan kelembutan wanita. Namun sangat berbahaya
karena wanita komunis ini menikam ajaran syariat Islam. Bahkan umat
Muslim mereka sebut sebagai pelanggar HAM berat akibat adanya
perda-perda syariat Islam.
Mempermalukan umat Muslim dengan poligami dan
kawin sirri. Dan hal ini terus digembar-gemborkan dengan kebebasan
pers. Padahal banyak insan pers itu beragama Islam.
Gerakan wanita
komunis gaya baru ini bekerja sama dengan penganut kebebasan pers untuk
meluluh lantakkan ajaran Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW.
Lihatlah di sekeliling kita saat ini. Orang-orang munafik dan
antek-anteknya zionisme yahudi israel dan yahudi amerika sangat
menginginkan umat Muslim yang taat kepada Allah SWT dan taat kepada
Rasulullah SAW menjadi sesat. Maka lawanlah di mana saja mereka berada.
Jangan jadikan mereka sebagai teman setia dan penolong. Bahkan jangan
jadikan mereka sebagai pemimpin.
Akhirnya kita butuh bertafakkur tentang kematian kita. Sebenarnya tiap
hari ulang tahun hendaknya kita ingat, makin dekat kepada kematian. Kita
tidak mau bertambahnya dosa kehidupan yang kita jalani. Apakah kita
tidak mau bertaubat nasuha ?
Demokrasi
seolah-olah sebuah pencerahan peradaban dan sebuah jalan hidup, sehingga semua
orang berjuang untuk menerapkannya. Orang-orang pada umumnya melihat demokrasi
sebagai jalan yang terdepan untuk kemajuan dan perkembangan, Negara-negara
besar seperti AS dan UK (Inggris) menjadi contoh akan hal ini; jika kita
melihat lebih dekat lagi apa saja yang ditawarkan oleh demokrasi, peradaban
mereka dan pencerahan yang dimaksudkan maka semuanya ini akan menjadi jelas,
bahwa demokrasi adalah sumber segala macam bencana!
Dalam Keimanan Atau Aqidah
Penurunan
moral masyarakat, masyarakat tidak memiliki nilai-nilai etik yang tegas
terhadap apa-apa yang boleh dilakukan ataukah tidak. Masyarakat menjadi sangat
kecewa dan tidak percaya pada agama, mereka meninggalkannya secara komplit.
Mereka bebas untuk beribadah dan memuja-muja sesuatu, baik itu uang, binatang,
manusia, atau sesuatu yang lain. Mereka menolak beriman kepada Tuhan, karena
hanya materilah tujuan dalam hidupnya dimana uang dan kesenangan menjadi kunci
utama yang harus dicapai.
Dalam Aspek Sosial Masyarakat
Ditingkatan
sosial, struktur keluarga menjadi benar dimana orang-orang tidak percaya dengan
pernikahan lagi karena pernikahan mengikat mereka, mencegah mereka dari
kesenangan dan perzinahan. Perzinahan tersebar luas akibat dari rusaknya
pernikahan yang mengakibatkan hancurnya keluarga dan kehidupan anak-anaknya.
Perceraian menduduki angka rata-rata yang tertinggi lebih daripada sebelumnya
dan masih terus meningkat. Keluarga dengan orang tua tunggal lebih umum
khususnya bagi wanita. Homoseksual menjadi tren di kalangan masyarakat dengan
legalisasi pernikahan antar sesama jenis dan hal itu diajarkan di
sekolah-sekolah. Kekejaman terhadap anak tersebar luas seiring dengan kekejaman
dalam rumah tangga. Orang-orang berjalan dengan telanjang (tidak menutup aurat)
di jalan-jalan dan aktif memperjuangkannya lewat demokrasi dalam meraih
popularitas dan kekuasaan, masalah-masalah kejiwaan yang melanda masyarakat
menjadi fenomena yang umum didapati, seperti stress, depresi atau bahkan
gangguan jiwa (gila). Alkohol dan minuman keras tersebar luas dan menjadi tren
karena adanya legalisasi.
Industri-industri
pornografi adalah salah satu industri yang tersebar dalam negara demokrasi
bersama-sama dengan agen-agen pengawalnya dan ditunjang dengan tempat-tempat
prostitusi baik legal maupun ilegal, dalam rangka untuk memberikan suguhan yang
tidak bermoral kepada masyarakat dan mengajarkan paham materialistik kepada
ummat. Adanya ketidakpercayaan diantara suami istri yang mengakibatkan
penganiayaan dan kekejaman pada anak-anak mereka. Pasangan suami istri bergaul
bebas dengan lawan jenisnya yang biasanya berakibat adanya kumpul kebo (tidur
bersama) yang kemudian diakhiri retaknya hubungan rumah tangga dan penyebaran
penyakit.
Dalam Aspek Ekonomi
Ada
banyak orang yang hidup dijalan-jalan, di kotak-kotak kardus, di gerobak, di
kolong jembatan, makan dari tong-tong sampah, dan meminta-minta di jalan
(pengemis), itu semua tidak dipertimbangkan dalam demokrasi (tidak mendapatkan
perhatian). Rumah sebagai tempat perlindungan menjadi kurang nyaman karena
dimana-mana dipenuhi masalah. Masyarakat hanya memikirkan diri mereka sendiri
dan hanya memperhatikan kehidupan mereka sendiri tanpa memperhatikan yang lain
atau masyarakat secara umum. Tingkatan hutang per orang mencapai ribuan, mereka
menghadapi tantangan bunga yang tinggi; terkadang mereka pun tidak mampu untuk
membayarnya kembali dan mereka diperbudak oleh kebutuhan mereka dalam bekerja
dan tuntutan hutang mereka. Orang-orang menghabiskan hidup mereka untuk bekerja
selama 40 jam (bahkan lebih) dalam seminggu, mengabaikan keluarga mereka dan
anak-anak mereka, menggunakan hidup mereka dengan menghambur-hamburkan uang.
Banyak orang manjadi pengangguran atau berkurangnya pekerjaan selama
bertahun-tahun karena adanya komputerisasi, yang ada hanyalah penderitaan yang
mereka alami. Orang-orang kaya dan kalangan atas adalah orang-orang yang
mengontrol dan mampu untuk memanipulasi ekonomi dan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat, lihatlah mereka sepertinya mudah untuk berkuasa dengan jalan apapun
yang mereka mau. Televisi, game-game komputer dan musik telah menghancurkan
pikiran generasi muda, mencuri otak mereka dari kemampuan berfikir dan merespon
kehidupan dan tujuan terbesarnya dalam hidup, mereka tumbuh menjadi generasi
masa depan yang buruk, yang bodoh teerhadap fakta yang mereka ikuti.
Dalam Aspek Politik
Realita
demokrasi secara politik penuh dengan kebohongan, penipuan, kecurangan dan
skandal-skandal, fakta inilah yang diterima masyarakat. Para politikus pada
umumnya berbohong dalam rangka untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, hanya
jika pada akhirnya kebohohongannya terbongkar maka mereka terpaksa untuk
meminta maaf. Masyarakat berpartisipasi dalam pemerintahan dengan memberikan suara
melalui sepotong kertas yang dimasukkan dalam kotak suara. Gambaran yang
diberikan media yaitu mereka memilih pemimpin meraka padahal dalam faktanya
mereka dibayar oleh partai politik untuk mendukung kampanye-kampanya mereka.
Pemerintah dengan sengaja membodohi masyarakat dan menolak pandangan-pandangan
mereka jika mereka melawan agenda-agendanya dan potilik luar negerinya,
pemerintah malah memperjuangkan kepentingan-kepentingan kaum elit dan
memanipulasi situasi politik sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.
Dalam Politik Luar Negeri
Kolonisasi
dan imperialisme telah menjadi cerita dari demokrasi, begitupun juga yang
terjadi saat ini. Mereka memduduki dan menyerbu lahan-lahan asing untuk
menjalankan jalan hidup mereka kepada yang lain. Mereka merampas sumber-sumber
kekayaan negara untuk kemanfaatan dan kepentingan mereka sendiri, dan
meninggalkan negara tersebut jika sudah hancur atau rusak. Mereka menimbun
bahan-bahan alam dari dunia dan memanipulasi pasar dunia untuk memperoleh
keuntungan. Mereka mempengaruhi dan mengontrol pasar luar negeri untuk
memastikan bahwa mereka dapat memanfaatkan para penjual atau sales untuk
kebaikan mereka dan koditas mereka. Mereka menciptakan perang diantara
bangsa-bangsa (negara-negara) supaya mereka dapat menjual senjata dan artileri
kepada bangsa-bangsa tersebut yang biasanya senjata-senjata dan ertileri yang
dijual tersebut merupakan barang lama dan kadaluarsa. Mereka menciptakan rezim
boneka di dunia supaya tunduk terhadap mereka dan dapat mereka gunakan untuk diseluruh
dunia agar mereka mampu memainkan dominasi dunia dan memadamkan perlawanan atau
mempertahankan diri dari serangan mereka. Mereka memata-matai negara lain dan
sering melanggar hukum-hukum yang bersifat nasional maupun internasional yang
mereka ciptakan tanpa ada rasa penyesalan sama-sekali.
Dalam Aspek Hak-hak Manusia
Tersebarnya
rasisme dan diskriminasi yang di dasarkan atas basis daerah, warna kulit dan
keyakinan (agama sebagai akibat dari demokrasi). Mereka melihat ras, suku
yang lain ada pada kedudukan yang inferior (rendah) dibandingkan dengan diri
mereka sendiri: Orang-orang kulit hitam diberikan hak-hak perlakuan layaknya
mempelakukan hewan. Bahkan wanita ditempatkan inferior daripada laki-laki
sampai saat ini, mereka memperlakukannya sebagai obyek seks dengan menggunakan
tubuh-tubuh mereka yang dipandang sebagai barangs. Demokrasi telah melakukan
diskriminasi melawan ummat muslim dan memperlakukan mereka secara kejam, di
Tahanan Guantanamo dan Abu Ghraib sebagai contoh yang jelas bahwa mereka telah
melanggar hak-hak dasar manusia. Organisasi-organisasi seperti CIA memiliki
tahanan-tahanan rahasia di seluruh dunia untuk kepentingan mereka sendir.
Mereka menangkap dan menyiksa ummat muslim tanpa tuduhan, tanpa proses
pengadilan atau bahkan pembelaan, meniadakan hak-hak mereka sebagai warga
negara.
Dalam Aspek Pendidikan
Demokrasi
mengajarkan anak-anak tentang seks dan penyakit-penyakit yang ditularkan lewat
aktifitas seks sebagai bagian dari kurikulum mereka, bersamaan dengan itu
diajarkan minum-minuman keras, diperbolehkannya perlakuan yang kejam dalam
rangka untuk mencegah generasi baru terpengaruh oleh tersebarnya
penyakit-penyakit yang ada ditengah-tengah masyarakat mereka. Adanya budaya
pergaulan bebas dalam institusi pendidikan dimana mereka didorong untuk
belajar, mencoba dan menguji aktivitas seksual diantara mereka. Homoseksual
diajarkan sebagai sesuatu yang dianggap normal dan merupakan bagian dari make
up genetik dan selayaknya kita toleran terhadap orang-orang yang memiliki
kecenderungan ke arah tersebut. Sistem pendidikannya mengajarkan pemikiran
sekuler dari sudut pandang atheis yang menggunakan ide-ide manusia seperti
evolusi. Sistem pendidikan yang mengajarkan segala sesuatu dilihat dari sudut
pandang materialisme untuk menilai hidup dan agar menerima demokrasi sebagai
jalan hidup satu-satunya.
Aspek Hukum
Sistem
hukum dalam demokrasi sangat ironis (penuh dengan kebobrokan) dan penuh dengan
pertentangan. Mereka mengangkat hakim untuk menghakimi manusia dari orang yang
tidak pandai, tidak juga ahli dalam persoalan dari sisi hukum. Keputusan
diambil berdasarkan atas banyaknya uang suapan yang bisa dia kumpulkan dari
terdakwa, itulah nanti yang akan menentukan kasus apakah mereka dihukumi salah
atau benar. Bisa saja terdakwa dituntut hukuman atas perbuatan yang tidak
pernah mereka lakukan akan tetapi mereka baru dibebaskan setelah menjalani
hukuman beberapa tahun karena terbukti bersalah.
Dalam
demokrasi orang melakukan pergaulan bebas (perzinahan) kurang mendapatkan porsi
hukuman yang setimpal jika dibandingkan dengan seorang pembunuh dan seorang
pemerkosa yang bisa dibebaskan segera, jika dibandingkan dengan seorang
pencuri. Mereka bahkan dapat dihukum bunuh dengan injeksi atau alat pemotong
listrik (terutama di negara-negara Barat). Ada persolan hukum yang dikeluarkan
guna melawan orang-orang dengan sesuatu yang tidak masuk akal, seperti
perusahaan rokok dengan menuliskan label merokok dapat menyebabkan kanker,
merusak janin, dan lain-lain, makan bebas menyebabkan penambahan berat badan, dan
lain-lain.
Kesimpulan

Tanyakanlah
pada diri Anda sendiri bagaimana peradaban masyarakat Barat? Apakah mereka
benar-benar sebagai masyarakat yang maju dan berkembang sehingga patut untuk
ditiru? Tidakkah mereka hidup dalam kegelapan dan justru butuh pencerahan?
Tidakkah mereka menemui problem yang tidak ada habis-habisnya dalam semua aspek
kehidupan dan mereka tidak memiliki solusi untuk itu? Apakah kamu benar-benar
ingin hidup dalam masyarakat dimana orang-orangnya hidup seperti binatang tanpa
memperdulikan siapapun juga? Apakah kamu benar-benar ingin hidup dalam
masyarakat yang tidak ada batas larangan dan mentoleransi semua pandangan dan
semua perbuatan?
Karena
justru kita menemukan demokrasi menjadi sesuatu yang dielu-elukan sebagai
pencerahan dan jalan hidup yang hebat? Bahkan kita menemukan ummat Muslim
menyerukan demokrasi dan berjuang untuk menerapkannya? Apakah mereka buta
teerhadap realita gaya hidup dari bangsa-bangsa yang menghasilkan demokrasi dan
telah menjalankannya?
Allah
SWT. memuliakan ummat Muslim disebabkan mereka telah mengikrarkan kalimat
syahadat dan mengimaninya, yang secara alami berkonsekuensi menyesuaikan
kehidupannya dengan syahadat tadi. Satu-satunya syariah yang sempurna dan jalan
hidup yang hebat hanya satu yaitu agama Allah (Islam), tidak satupun dari
syariah Islam yang dirancang dari pemikiran manusia yang didasarkan atas hawa
nafsu dan keinginan mereka. Sesungguhnya orang-orang kafir (non muslim) berada
dalam kesesatan apabila yang mereka imani dan jalan hidupnya akan menyebabkan
mereka menjadi ahli neraka serta tinggal di dalamnya.
Lalu
mengapa kita merasa butuh untuk mengikuti mereka dan hidup seperti mereka?
Tidakkah kita telah memiliki petunjuk yang benar dari Allah tentang bagaimana
jalan hidup kita (cara menempuh kehidupan kita)? Demokrasi dan semua yang
berawal darinya adalah terbelakang (jahiliyah) dan sesat, sesuatu yang
jelas-jelas ditolak oleh Islam.
”Allah
pelindung orang-orang yang beriman: Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (Iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya
ialah syaithon, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan
(kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka: mereka kekal didalamnya.” (QS.
Al Baqarah, 2:257)
COMMENTS