Fakta Gerhana Matahari Indonesia dan Kematian Putra Nabi Kemunculan Raksasa dan Sikap Kaum Muslimin

Fakta Gerhana Matahari Indonesia dan Kemunculan Raksasa | Gerhana Matahari Total Indonesia | Mitos-mitos Keliru Seputar Gerhana | Bagaimana Islam atau Nabi Muhammad SAW menyikapi fenomena alam ini? | Sikap Nabi SAW ketika terjadi gerhana | TUNTUNAN SYARIAT ISLAM KETIKA TERJADI GERHANA | Fakta Ilmiah Gerhana | Berdo’a saat Gerhana | Memerdekakan hamba sahaya pada waktu Gerhana Matahari | SHALAT GERHANA | BERKHUTBAH SETELAH SHALAT GERHANA |



Gerhana Matahari Total Indonesia

Catatan Gerhana Matahari Total (GMT) di Indonesia, bisa dilihat sejak 1901. Meski demikian, NASA sebenarnya punya katalog gerhana dalam lima milenium. Total, ada 10 gerhana matahari total sejak 1901 hingga 2016, atau dalam 115 tahun terakhir yang melintas di Tanah Air.

Setidaknya, itulah menurut data yang dimuat di situs badan antariksa Amerika Serikat, NASA, dan Time and Date.

Tak banyak catatan tentang fenomena alam ini dalam seabad terakhir. R.A Kartini adalah salah satu orang yang pernah menyinggung GMT pada awal abad-20 dalam suratnya kepada Stella Zeehandelaar di Belanda. Dalam surat tertanggal 20 Mei 1901, Kartini menulis dalam bahasa Belanda, "Pada 18 Mei, ilmuwan dari seluruh dunia datang ke Jawa, untuk mengamati sang gerhana."

Saat GMT 14 Januari 1926, sebuah ekspedisi dari Swarthmore College, Philadelphia, Amerika Serikat, melaporkan gerhana dari Bengkulu (Benkoelen), Sumatera. Seperti ditulis dalam jurnal Popular Astronomy (Volume 34, Edisi Juni-Juli 1926), saat itu penduduk Bengkulu hanya 8.000 jiwa.

Dari delapan ekspedisi yang mengamati gerhana, lima di antaranya memilih Bengkulu. Daerah yang kini jadi provinsi di bagian barat daya Pulau Sumatera itu, dipilih karena menjadi salah satu tempat yang dilintasi jalur gerhana. Lima ekspedisi itu berasal dari Belanda, Inggris, Australia, dan dua dari AS.

Ekspedisi Swarthmore College tersebut menghasilkan 26 foto yang merekam korona saat gerhana terjadi. Tim ekspedisi pimpinan Dr. John Anthony Miller itu, dibantu enam orang Belanda yang ada di Bengkulu saat itu. Dr. Miller sempat kembali ke Indonesia untuk mengamati gerhana pada 1929.

Koran The Pittsburgh Press pada 9 Mei 1929 melaporkan, kali ini Miller dkk menempatkan peralatannya di Takengon (Takendon), Aceh. Gerhana saat itu, di Indonesia, hanya melalui daratan Aceh. Tuan Miller yang meninggal pada 1946 dalam usia 87, menggunakan "kamera" serupa menara dengan tinggi sekitar 16 meter (53 kaki) yang terdiri dari lensa dan ruang gelap untuk memproses film.

Para peneliti tak hanya ingin mengamati gerhana, tetapi juga mencoba memecahkan sebagian teori Einstein tentang relativitas. Menurut mereka, cahaya yang berbelok karena massa yang besar seperti kata Einstein, akan membuat posisi bintang terlihat tidak pada posisi sebenarnya. Bintang yang tersembunyi di belakang Matahari, tampak seolah berada di sisi Matahari.

Catatan menarik lain seputar GMT di Indonesia bisa dilihat pada 1983. Saat itu Pemerintah melarang warga melihat langsung gerhana matahari dengan alasan bisa menyebabkan kebutaan. Bahkan ada daerah yang membunyikan sirine tanda bahaya ketika gerhana terjadi.

Namun di balik itu, ada isu tak sedap yang berkembang. Saat GMT 1983 berlangsung, operasi yang dikenal publik dengan istilah "Petrus" (penembakan misterius) sedang berjalan. Alih-alih menjaga keamanan wisatawan asing yang datang untuk menonton gerhana, pemerintah berburu para pelaku kriminal.

Benedict Anderson dalam bukunya Violence and the State in Suharto's Indonesia (2001), menceritakan tragedi pada kurun waktu tersebut. Mengutip laporan seorang peneliti tentang Asia, David Bourchier, Ben mengisahkan pada Maret 1983 pemerintah RI sedang memburu para pelaku kriminal. Pasalnya, tingkat kriminalitas sedang membubung tinggi.

Kebanyakan target operasi ini adalah orang yang memiliki tato di tubuhnya. Mereka seringkali ditemukan tewas di pinggir jalan atau sawah, bahkan di pasar. Warga kerap menemukan karung berisi mayat pria bertato yang tewas ditembak atau dijerat lehernya. Konon, sepanjang 1983 hingga 1984, ribuan orang diduga preman telah dibunuh.

Pada 1995, gerhana matahari total terjadi pada 24 Oktober. Saat itu, lokasi pengamatan favorit adalah India, Thailand, atau di Vietnam. Namun, astronom asal Belgia, Patrick Poitevin, justru memilih pulau kecil di Angges, Sangihe Talaud (Sulawesi). Wilayah ini adalah satu-satunya daratan di Indonesia yang dilalui jalur gerhana matahari total, selama kurang lebih 1 menit 54 detik.

Selama GMT pada 2016, hanya dapat dilihat dari daratan di Indonesia.

YANG GAIB DARI GERHANA MATAHARI

Matahari terbit dari ufuk timur. Surya tenggelam di cakrawala sebelah barat. Bagi yang tinggal di lembah, matahari leluasa muncul dan hilang di balik pegunungan. Di sepanjang pesisir, baskara biasa tampak dihisap jurang lepas pantai. Kelas menengah perkotaan yang kini serba canggung menekuri gejala alam tanpa kehadiran gawai pintar bisa bilang: sunset takmampir di jendela kantor.

Konsep terbit dan tenggelam, dalam hal perputaran waktu yang melibatkan matahari, niscaya berpulang kepada urusan persepsi. Mau siang atau malam, metari tetap ada di sana, giat sendiri mengitari Bima Sakti. Gagasan demikian, layaknya mitos, agaknya tercipta agar manusia sanggup berdamai dengan hal-hal yang masih dianggap misterius. Dalam hal ini, barangkali sains masih direken terlalu kaku.

Buat perkara rutin saja, daya cerap masih berlaku demikian. Apalagi buat fenomena yang jarang dilihat macam gerhana matahari total--yang di Indonesia dapat diamati pada 9 Maret mendatang. Bisa dipastikan, mitos yang menyambarnya tidak cuma satu atau dua belaka. Pikiran kiwari boleh saja mengolok-olok kaum yang masih meyakini mitos-mitos tertentu. Tapi, karena diwariskan melalui penceritaan--dan melalui wadah bahasa--banyak mitos masih bertahan.

Berikut di antaranya:
Gerhana matahari total yang terlihat di Inggris dan Jerman pada 2 Agustus 1133 Masehi dikenal sebagai Gerhana Raja Henry. Ketika Raja Henry I mangkat taklama setelah gerhana terjadi, masyarakat bertambah yakin bahwa gejala tersebut menjadi pertanda buruk bagi kerajaan.

Bangsa Babylonia menempatkan raja pengganti pada takhta saat terjadi gerhana guna melindungi penguasa yang sesungguhnya.

Dalam kepercayaan Hindu, gerhana diyakini sebagai peristiwa ketika raksasa Rahu, Rau, atau Batara Kala dipercaya menelan matahari (atau bulan). Kompas memuat versi India dan Indonesia dari hikayat ini.

Dalam kisah versi Indonesia, yang populer di Pulau Bangka, insiden dipicu oleh cinta yang ditampik. Sedangkan pada varian India, permasalahan bertolak dari keinginan makhluk fana untuk menjadi abadi.

Masyarakat Vietnam meyakini bahwa gerhana terjadi karena katak raksasa melahap matahari.

Bangsa Viking menjadikan kawanan serigala yang mengerkah matahari sebagai kambing hitam fenomena gerhana.

Suku Pomo, yang merupakan pribumi Amerika Serikat bagian barat laut, punya kisah mengenai beruang yang terlibat perkelahian dengan matahari. Dalam pergulatan, beruang itu berhasil mengigit lawannya. Nama yang diberikan suku Pomo untuk gerhana matahari adalah--jika diterjemahkan--matahari tergigit beruang.

Masyarakat di sebagian pedalaman India biasanya akan berpuasa saat terjadi gerhana. Pasalnya, mereka takut gerhana akan meracuni makanan yang disajikan sebagai persembahan untuk peristiwa tersebut.

Dalam alkitab, dijelaskan bahwa langit berubah hitam saat Yesus dari Nazareth disalib. Sejumlah kalangan menduga bahwa itu adalah salah satu mukjizat sekaligus pertanda bahwa masa kegelapan bakal menghampiri. Namun, para sejarahwan meraba bahwa insiden itu kemungkinan gerhana pada tahun 29 atau 33 Masehi.

Gerhana pada 27 Januari 632 Masehi bertepatan waktunya dengan peristiwa wafatnya putra Nabi Muhammad, Ibrahim. Masyarakat menumpahkan spekulasi. Menurut mereka, itu adalah reaksi alam atas kematian anak sang nabi.

Namun, Muhammad SAW menjelaskan bahwa gerhana bukan pertanda atas kelahiran atau kematian orang-orang tertentu. Nabi pun menyarankan umatnya agar mengingat Tuhan dan mendirikan shalat ketika gerhana terjadi.

Firman Allah di dalam AlQur’an:


وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (فصلت[41]:37)


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialahmalam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapisembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah. (QS. Fushilat: 37)


يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (فاطر[35]:13)


Dia memasukkan malam ke dalam siang danmemasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan,masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat) demikianItulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru(sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (QS.Fathir[35]:13)


هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (يونس[10]:5)


Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar danbulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagiperjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan(waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak (penuhhikmah dan tidak sia-sia) dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepadaorang-orang yang Mengetahui. (QS. Yunus: 5)


أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ وَلَوْ شَاءَ لَجَعَلَهُ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًا (45) ثُمَّ قَبَضْنَاهُ إِلَيْنَا قَبْضًا يَسِيرًا (46)  (الفرقان[25]:45-46)


“Apakah kamu tidak memperhatikan penciptaan Tuhanmu bagaimanaDia memanjangkan dan (memendekkan bayang-bayang) dan kalau Dia menghendakiniscaya Dia jadikan tetap bayang-bayang itu. Kemudian Kami jadikan mataharisebagai penunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian Kami menarik bayang-bayangitu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.” (QS. Al-Furqaan : 45-46)


Mitos-mitos Keliru Seputar Gerhana


Kejadian gerhana matahari maupun bulan telahsering dialami oleh manusia sejak jaman dahulu kala. Tentu saja, sejalan denganperkembangan intelektual dan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, menyikapiterjadinya gerhana pun beragam.


Pada jaman dahulu, karena keterbatasanintelektual dan ilmu pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusiayang mengkaitkan setiap gejala alam dengan kekuatan-kekuatan supranatural,mitos-mitos dan keyakinan khurofat seputar gerhana pun muncul, yangtentu saja dengan timbangan syariat dan keyakinan agama hal ini bertentangandengan aqidah yang benar.


Di antara mitos-mitos yang muncul pada jamandahulu, bahkan sebagian masih ada yang mempercayainya hingga sekarang ini,terjadinya gerhana itu karena adanya sesosok raksasa besar (batarakala) yangsedang berupaya menelan matahari. Nah, agar raksasa itu memuntahkan kembalimatahari yang ditelannya, maka diperintahkan untuk menabuh berbagai alat,seperti kentongan, bedug, bambu atau bunyi-bunyian lainnya.


Ada juga yang meyakini bahwa matahari ituberedar seperti dibawa oleh sebuah gerobak besar. Gerhana itu terjadi karenagerobak tersebut memasuki sebuah terowongan dan kemudian keluar lagi.


Sebagian juga meyakini bahwa bulan danmatahari adalah sepasang kekasih, sehingga apabila mereka berdekatan maka akansaling memadu kasih sehingga timbullah gerhana sebagai bentuk percintaanmereka.


Bahkan, masih ada hingga kini yang meyakinibahwa bagi wanita yang sedang hamil diharuskan bersembunyi di bawah tempattidur atau bangku, agar bayi yang dilahirkannya nanti tidak cacat (wajahnyahitam sebelah).


Bagaimana Islam atau Nabi Muhammad SAW menyikapi fenomena alam ini?

Tentu saja, Nabi SAW telah menuntun ummatnyadalam menyikapi kebesaran Allah ini dengan beberapa tuntunan, agar ummatnyasemakin dekat dan memiliki kesadaran akan kebesaran Allah SWT.


Pada zaman Rasulullah saw pernah terjadigerhana matahari. (Menurut penelitian KH. E. Abdurrahman) Hal itu terjadi padahari Senin, 29 Syawwal tahun ke-10 Hijriah, pada hari meninggalnya Ibrahim,putra Nabi saw. Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan tanggal 27 Januaritahun 632 Masehi, pukul 08.30. (RISALAH SHALAT DEWAN HISBAH PP PERSIS)


Dalam catatan sejarah Islam, orang-orang arabQuraisy mengaitkan peristiwa gerhana dengan kejadian-kejadian tertentu, sepertiadanya kematian atau kelahiran, dan kepercayaan ini dipercaya secara turuntemurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat.


Keyakinan itu terwariskan hingga pada masa diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah, sehingga ketika terjadigerhana matahari yang waktu itu kebetulan bersamaan dengan kematian putra RasulSAW yang bernama Ibrahim. Orang-orang pada saat itu menganggap terjadinya gerhana karena kematian putra Nabi tersebut. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun membantah keyakinan orang Arab tadi, seraya bersabda:


الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يَقُولُ: انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ. (رواه البخاري)


Al Mugirah bin Syu’bah berkata: Telah terjadigerhana matahari hari wafat Ibrahim (putra Rasulullah SAW), maka orang-orang(pada saat itu) berkata: telah terjadi gerhana matahari karena Ibrahim wafat.Lalu Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tandadi antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karenakematian seseorang atau lahirnya seseorang. Apabila kalian melihat keduanya(gerhana matahari dan bulan) berdoalah kepada Allah dan shalatlah hinggaterbuka (gerhana tersebut selesai). (HR. Al Bukhari)


Hadits tersebut diatas sekaligus menjadituntunan bagi kita bagaimana menyikapi terjadinya Gerhana Matahari atau Bulan.


Sikap Nabi SAW ketika terjadi gerhana :


Fenomena kejadian gerhana merupakan buktikebesaran Allah yang ditunjukkan kepada makhluk-Nya untuk dijadikan bahantafakkur. Oleh karena itu, sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalahtakut dan khawatir namun tetap berpengharapan kepada Allah. Karena siapa tahuperistiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakindekatnya hari kiamat.


عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ خَسَفَتْ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ فَأَتَى الْمَسْجِدَ فَصَلَّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ رَأَيْتُهُ قَطُّ يَفْعَلُهُ وَقَالَ هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ { وَلَكِنْ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ } فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ  ( رواه البجاري : كتاب : الكسوف : الباب : ذكر في الكسف : 1004)


Dari  Abu Musa, dia berkata: ” Saat terjadi gerhana matahari, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi waSallam berdiri (terlihat) khawatir terjadi kiamat. Beliau berangkat kemesjid,kemudian shalat gerhana, berdiri lama sekali, begitu juga saat ruku dan sujudyang belum pernah aku saksikan. Setelah selesai shalat gerhana Beliau bersabda,” tanda-tanda ini yang Allah kirim, kejadiannya  (gerhana) bukanmeninggalnya seseorang, atau lahirnya seseorang. Tetapi  kejadian inimerupakan peringatan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya. Maka tatkala kalianmenyaksikan gerhana walaupun sedikit,  bersegeralah, dzikir kepada-Nya,berdo’a, serta minta ampunan. ( H.R. Bukhari, Kitab gerhana, bab Dzikirketika gerhana ,no. hadist 1004 )


Dalamhadits al-Bukhari diceritakan ketika terjadi gerhana, nabi keluar dari rumah terburu-buru, kemudian beliau melakukan shalat gerhana lama sekali, bacaannya panjang, ruku dan sujudnya juga lama. Pada hadits itu dikatakan (يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ) karena nabi ada perasaan khawatir, takut terjadinya Qiamat; Nabi saw takut gerhana ini sebagai pendahuluan, sebagai tanda dari tanda-tandakiamat, mengingat salah satu tanda kiamat itu dikatakan dalam Al-Qur’an (وَخَسَفَ الْقَمَرُ) ”apabila bulan terjadi gerhana”, terjadi gerhana total, dimanacahaya bulan akan hilang dan matahari dan bulan dikumpulkan,dan ini artinya akan terjadi kegelapan yang sangat gelap gulita di muka bumiini. maka kejadian itulah yang dikhawatirkan oleh nabi, jangan-jangankiyamah terjadi pada saat itu. Seperti halnya terbitnya matahari dari sebelahbarat.


Gambarkan peristiwa kiamat ini ada di SuratAl-Qiyamah[75]:6-15:


يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ (6) فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ (7) وَخَسَفَ الْقَمَرُ (8) وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ (9) يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ (10) كَلَّا لَا وَزَرَ (11) إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ (12) يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا

قَدَّمَ وَأَخَّرَ (13) بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ (14) وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ (15) سورة القيامة[75]:6-15


6. Ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?" 7. Makaapabila mata terbelalak (ketakutan), 8. Dan apabila bulan telah hilangcahayaNya, 9. Dan matahari dan bulan dikumpulkan, 10. Pada hari itu manusiaberkata: "Ke mana tempat berlari?" 11. Sekali-kali tidak! tidak adatempat berlindung! 12. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya danapa yang dilalaikannya. 14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinyasendiri [anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yangtelah mereka lakukan], 15. Meskipun Dia mengemukakan alasan-alasannya. (QS. Al-Qiyamah[75]:6-15)


TUNTUNAN SYARIAT ISLAM KETIKA TERJADI GERHANA.


Islam sebagai ajaran yang lengkap telahmenuntun kita untuk menyikapi kejadian itu dengan tuntuan syariat yang akanlebih meningkatkan ketauhidan dan aqidah islamiyah.


1.  MEMPERBANYAK DO’A DANDZIKIR, ISTIGHFAR, TAKBIR DAN SEDEKAH.


فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ».«رواه البخاري».


“Apabilakamu melihat hal itu bersegeralah shalat, dzikir kepada Allah, berdo’a danberistigfar!


PROF. DR. ZAGHLUL AN-NAZAR (Cendikiawan Mesir& Guru Besar Bidang Geologi) dalam sebuah buku yang berjudul SAIN DALAM HADIS Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadis Nabi, mengemukakan:bahwa, pada saat terjadi gerhana matahari, jumlah energy matahari yang sampaikepada kita berkurang sehingga suhu panas bumi pun menurun. Sebaliknya, ketikaterjadi gerhana bulan jumlah energy matahari yang sampai kepada kita meningkatdan secara bersamaan naiklah suhu panas bumi dalam beberapa menit. Dalam ke duasituasi ini, bagi bumi jelas menghadapi bahaya yang hanya diketahui oleh Allah.


Memang Gerhana ini sering juga disebutsebagai gejala alam yang bisa diprediksi kapan kejadiannya, kapan mulainya dankapan terjadinya. Namun, semua itu adalah kehendak Allah. Bagi Allah bisa sajaandaikata tidak mengembalikan posisi bulan dan matahari sebagaimana sebelumnya.Jika hal ini terjadi tentu akan datang bencana yang hebat di muka bumi ini,karena selamanya matahari yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk di bumiini akan terhalang oleh bulan, dan kita akan mengalami seperti malam yangsangat panjang. Inilah mungkin yang disebut KIAMAT. Na’udzubillah.


Maka barangkali atau mungkin saja, dari kekhawatiraninilah, Nabi saw menyuruh kita untuk memperbanyak do’a, zikir, tahmid, takbir,mengagungkan Allah, meminta perlindungan dengan shalat, dan bersegeramengeluarkan shadaqah, dengan harapan semoga Allah menghilangkan bahaya itu dari bumi dan orang-orang yang menghuninya. Sebab kedua peristiwa ini selalumengandung bahaya dan rahasia yang hanya diketahui oleh Allah SWT.! Oleh karenaitu, dalam beberapa nash hadits, nabi saw berpesan:


فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ».«رواه البخاري».


“Apabilakamu melihat hal itu bersegeralah shalat, dzikir kepada Allah, berdo’a danberistigfar!


عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . . . فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. (رواه البخاري)


Aisyah iaberkata; Pada masa Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana matahari, … Maka apabilakalian melihat gerhana matahari atau bulan, maka bertakbirlah dan berdo'alahkepada Allah, serta shalat dan bersedekahlah. Hai umat Muhammad, sungguh tidak ada kebencian yang melebihi kebencianAllah jika ada hamba-Nya (lelaki atau perempuan) yang berzina. Hai umatMuhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui,niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa. (HR. Bukhari)


Berdasarkanhadits ini, maka pada saat gerhana terlihat disunnahkan untuk;

        Memperbanyak Dzikir dan Do’a.
        Memperbanyak Istigfar.
        Memperbanyak Takbir.
        Melaksanakan Shalat Gerhana.
        Mengeluarkan Shadaqah Gerhana, baik dalam bentuk makanan, minuman, uang dll.

Berdo’a saat Gerhana:


عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: بَيْنَمَا أَنَا أَرْمِي بِأَسْهُمِي فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فَنَبَذْتُهُنَّ وَقُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى مَا يَحْدُثُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي انْكِسَافِ الشَّمْسِ الْيَوْمَ فَانْتَهَيْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ يَدْعُو وَيُكَبِّرُ وَيَحْمَدُ وَيُهَلِّلُ حَتَّى جُلِّيَ عَنْ الشَّمْسِ فَقَرَأَ سُورَتَيْنِ وَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ. (رواه مسلم و البيهقي و أبو داود)


Dari Abdurrahman bin Samurah, iamengatakan,’Ketika saya sedang main lempar panah pada masa Rasulullah Saw.tiba-tiba terjadi gerhana matahari, lalu saya meninggalkanya dan sayaberkata,’Saya akan melihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. ketikaterjadi gerhana pada hari itu. Kemudian saya menjumpai beliau, pada saat ituRasulullah Saw. sedang mengangkat kedua tanganya berdoa, bertakbir, bertahmid,dan bertahlil sampai terang kembali. Maka beliau membaca dua surat dan salatdua rakaat”. H.r. Muslim, Shahih Muslim, II : 269, Al Baihaqi, asSunanul Kubra, III : 332, Abu Daud, Sunan Abu Daud, I : 264.


Memerdekakan hamba sahaya pada waktu Gerhana Matahari:


Diwaktu terjadi gerhana matahari ini, Nabi SAW., pernah memerintahkan shadaqahyang lebih besar lagi, yaitu memerdekakan hamba sahaya.


عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ: لَقَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعَتَاقَةِ فِي كُسُوفِ الشَّمْسِ. (رواه البخاري)


Dari Asma ia berkata: Sesungguhnya Nabi SAW.,telah menyuruh (manusia) memerdekakan (hamba-hamba sahaya) pada hari gerhanamatahari. (HR. Bukhari)


2. SHALAT GERHANA


Rasulullah melakukan shalat gerhana denganpanjang, satu rakaat lamanya setara dengan surat al Baqarah.


وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { انْخَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، نَحْوًا مِنْ قِرَاءَةِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَام الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَفَعَ ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ ثُمَّ سَجَدَ ،

ثُمَّ انْصَرَفَ ، وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ }. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ، وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ


Dari Ibnu Abbas, radhiyallalhu’anhuma, ia berkata, "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Saw. lalu beliau shalat (gerhana) beliau berdiri lama, setara lamanya dengan membaca surat al-Baqarah, lalu beliau rukuk lama, lalu berdiri lagi begitu lama, yaitu di bawah lama berdiri yang pertama, kembali rukuk begitu lama dan di bawah lama rukuk yang pertama, kemudian beliau sujud. lalu kembali beliau berdiri begitu lama dan lamanya dibawah lama berdiri yang pertama, kemudian beliau rukuk begitu lama, dan lamanya dibawah ruku yang pertama, lalu beliau mengangkat kepalanya (i’tidal) lalu kemuadian sujud. lalu beliau beranjak(dari tempat shalatnya) dan gerhana matahari telah selesai lantas beliaupun khutbah terhadap orang-orang (saat itu). (HR. Bukhari)


وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا :{ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَهَرَ فِي صَلَاةِ الْكُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ ، فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ ، وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ }. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ ، وَهَذَا لَفْظُ مُسْلِمٍ.وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : فَبَعَثَ مُنَادِيًا يُنَادِي : الصَّلَاةَ جَامِعَةً


Dari Aisyah radiyallahu’anha, sesungguhnyaRasulullah menyaringkan bacaan pada shalat gerhana, beliau shalat dua rakaatdengan empat kali rukuk dan empat kali sujud. (HR. Muslim)


Sholat Kusuf di masaNabi dilakukan dengan membaca surat yang panjang dan membutuhkan waktu yanglama, sehingga sebagian Sahabat wanita sampai-sampai ada yang sempat hilangkesadaran. Hal itu juga menunjukkan kesabaran dan semangat para Sahabat dalamberibadah kepada Allah.


عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهَا قَالَتْ : أَتَيْتُ عَائِشَةَ حِينَ خَسَفَتْ الشَّمْسُ وَالنَّاسُ قِيَامٌ وَهِيَ قَائِمَةٌ تُصَلِّي فَقُلْتُ مَا لِلنَّاسِ فَأَشَارَتْ بِيَدِهَا نَحْوَ السَّمَاءِ فَقَالَتْ سُبْحَانَ اللَّهِ فَقُلْتُ آيَةٌ قَالَتْ بِرَأْسِهَا أَنْ نَعَمْ فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَرَهُ إِلَّا وَقَدْ رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي هَذَا حَتَّى الْجَنَّةَ وَالنَّارَ وَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ قَرِيبًا مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُسْلِمُ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ مُحَمَّدٌ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ فَأَجَبْنَاهُ وَآمَنَّا فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا عَلِمْنَا أَنَّكَ مُوقِنٌ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ. (رواه البخاري)


Dari Asma’ (bintiAbu Bakr) radliyallaahu ‘anha beliau berkata: Saya mendatangi Aisyahradhiyallaahu ‘anha ketika terjadi gerhana matahari, dan orang-orang sedangshalat, dan ‘Aisyah juga sedang shalat. Saya bertanya : Apa yang dilakukanorang-orang? Aisyah mengisyaratkan (tangannya) ke arah langit (gerhanamatahari). Manusia pada waktu itu melakukan sholat. Aisyah berkata:Subhaanallah! Asma’ bertanya lagi: Apakah ini adalah tanda (kekuasaan Allah)?Aisyah mengisyaratkan dengan kepalanya (membenarkan). Kemudian aku sholathingga (karena saking lamanya) sempat sedikit hilang kesadaran. Kemudian akumenuangkan air di atas kepalaku. (Setelah selesai sholat), Rasulullahshollallaahu ‘alaihi wasallam memuja dan memuji Allah kemudian Nabi bersabda:Tidaklah ada sesuatu yang sebelumnya tidak ditampakkan kepadaku, kecuali telahditampakkan dari tempatku berdiri ini, sampai-sampai Surga dan Neraka.Diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan mendapatkan fitnah kubur semisal ataumendekati Fitnah adDajjal. (Malaikat akan bertanya kepada orang di kubur): Apayang engkau ketahui tentang lelaki ini (Rasulullah shollallaahu ‘alaihiwasallam? Orang mukmin akan berkata: Dia adalah Muhammad utusan Allah yangdatang kepada kami dengan membawa penjelasan dan petunjuk, kemudian kami jawabseruan beliau dan mengikutinya. Dia adalah Muhammad (diucapkan 3 kali). Makadikatakan kepada orang mukmin ini : Tidurlah dalam keadaan baik, kami telahmengetahui bahwa engkau adalah orang beriman. Sedangkan orang munafiq atauorang yang ragu keimanannya akan berkata: Aku tidak mengetahui, aku hanyamendengar manusia mengucapkan hal itu kemudian aku ikuti mengucapkan demikian (HR. Al-Bukhari)


3.  BERKHUTBAH SETELAH SHALAT GERHANA.


Disunnahkah setelah shalat gerhana untukberkhutbah. Hal ini berdasarkan hadits berikut:


عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الْأُولَى ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. (رواه البخاري)


Aisyah iaberkata; Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah terjadigerhana matahari, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat(gerhana). Beliau berdiri lama sekali, lalu ruku' dengan lama sekali, kemudianbangun dari ruku' dan berdiri lama sekali, namun tidak seperti lama berdirinyayang pertama, lalu beliau ruku' lama sekali, namun tidak seperti ruku'nya yangpertama, lalu beliau sujud. Kemudian beliau berdiri lama, namun tidak sepertilama berdirinya yang pertama, lalu beliau ruku' lama namun tidak seperti lamaruku'nya yang pertama. Kemudian beliau mengangkat kepalanya (bangkit), laluberdiri lama, akan tetapi tidak seperti lama berdirinya yang pertama, kemudianbeliau ruku' lama, namun tidak seperti lama ruku'nya yang pertama, lalu beliausujud. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai shalat, mataharitelah bersinar terang. Lalu beliau menyampaikan khutbah di hadapan parajama'ah. Beliau pertama-tama memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda:"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian daritanda kebesaran Allah, dan keduanya tidaklah mengalami gerhana karena kematianatau kelahiran seseorang. Karena itu, apabila kalian melihat gerhana matahariatau bulan, maka bertakbirlah dan berdo'alah kepada Allah, serta shalat danbersedekahlah. Hai umat Muhammad, sungguh tidak ada kebencian yang melebihikebencian Allah jika ada hamba-Nya (lelaki atau perempuan) yang berzina. Haiumat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui,niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa. (HR. Bukhari)


Khutbah yang dilakukan adalah sekalisebagaimana shalat ‘ied, bukan dua kali khutbah.


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: خَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ e فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ e وَالنَّاسُ مَعَهُ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوًا مِنْ سُورَةِ الْبَقَرَةِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ قَامَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ تَجَلَّتْ الشَّمْسُ فَقَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ تَنَاوَلْتَ شَيْئًا فِي مَقَامِكَ هَذَا ثُمَّ رَأَيْنَاكَ تَكَعْكَعْتَ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ أَوْ أُرِيتُ الْجَنَّةَ فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا وَلَوْ أَخَذْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ قَالُوا لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُفْرِهِنَّ قِيلَ يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ. (رواه البخاري)


Dari Abdullah bin Abbas ia berkata: “Telah terjadi gerhanamatahari pada zaman Rasulullah saw., kemudian Rasulullah saw., shalat menjadiImam dan para sahabat bermakmum di belakangnya, maka beliau berdiri denganberdiri yang lama seumpama membaca dari surat Al-Baqarah, kemudian beliau ruku’dengan ruku yang lama, kemudian beliau bangkit, lalu berdiri dengan berdiriyang lama namun tidak selamaberdiri yang pertama, kemudian beliau ruku’ dengan ruku yang lama namun tidakselama ruku’ yang pertama, kemudian beliau sujud, kemudian beliau berdiri lagi,berdiri dengan berdiri yang lama namun tidak selama berdiri yang pertama,kemudian beliau ruku dengan ruku yang lama namun tidak selama ruku yangpertama, kemudian beliau bangkit, lalu berdiri dengan berdiri yang lama namuntidak selama yang pertama, kemudian beliau ruku dengan ruku yang lama namuntidak selama yang pertama, kemudian beliau sujud, lalau beliau selesai shalat,sedangkan ketika itu matahari sudah terang kembali, kemudian beliau berkhutbah: ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di dari tanda-tandakekuasaan Allah, keduanya tidak akan terjadi gerhana disebabkan matinyaseseorang dan tidak juga disebabkan hidupnya (lahirnya). Apabila kalianmelihat kejadian itu, maka segeralah berdzikir kepada Allah. Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulallah! Kami melihat anda mengambilsesuatu di tempat salatmu, dan kami juga melihat anda mundur ketakutan? Nabisaw bersabda: Aku melihat surga kemudian aku ingin memetik setangkai buahanggur, kalau aku dapat memetiknya lalu aku berikan kepada kalian sebagiannyamaka dunia ini tidak ada apa-apanya, dan diperlihatkan kepadaku neraka maka akutidak pernah sama sekali melihat pemandangan yang lebih buruk seperti hari ini.Sedangkan kebanyakan penghuninya adalah perempuan, para sahabat bertanya,'Sebab apa ya Rasulallah? Beliau bersabda: sebab kekufuran mereka! Laluditanyakan lagi, kufur kepada Allah? Beliau bersabda: kufur terhadap suami dankufur terhadap kebaikannya, kalau kamu berbuat baik kepada salah satu darimereka (istri-istri kamu) dalam satu tahun lalu ia melihat dari kamu"sesuatu", maka ia berkata: Aku tidak melihat dari kamu kebaikan samasekali!. [Bukhari]


عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ e قَالَ الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ e فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ e فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ. (رواه البخاري)


DariAnas r,a, dari nabi saw., bersabda: “Seorang hamba apabila diletakkan di dalamkuburnya dan meninggalkan pergi sahabat-sahabatnya hingga ia mendengar ketukansandal-sendal mereka, maka datanglah dua malaikat lalu mendudukannya kemudiankeduanya bertanya: apa pengetahuanmu mengenai lelaki bernama Muhammad saw.,?maka si hamba menjawab: “Saya bersaksi bahwa dia hamba Allah dan Rasul-Nya”.Maka dikatakan padanya, “Lihatlah tempat tinggalmu dari neraka telah digantikanoleh Allah dengan tempat tinggal dari surga. Nabi bersabda: maka ia dapatmelihat keduanya semuanya. Adapun orang yang kafir atau munafik, ia akanberkata: saya tidak tahu, saya hanya tahu kata orang, maka Malaikat marah katamalaikat kamu tidak pernah mau belajar, kamu tidak pernah mau baca, kemudianorang itu akan dipukul oleh malaikat dengan palu atau gada dari baja atau daribesi, dia akan menjerit keras sekeras-kerasnya sampai semua makhluk mendengarjeritannya kecuali jin dan manusia. (HR.Bukhari)


Wallahu a’lam bish-shawaab.

COMMENTS

BLOGGER
Nama

aagym,19,Aagym Audio,8,Abdur Raheem Green,2,Akhir Zaman,17,Akhir Zaman Ebook,32,Akhlaqul Karimah,16,Al Masih,7,apk bahasa,1,apk doa,2,apk Quran,3,apk salat,2,apk umum islam,1,Aplikasi Islami,26,aplikasi total android,9,Audio,14,Audio Tajwid,2,Bang Imad,4,Bani Jawi dan Melayu,3,BELA DIRI,1,Belajar Bahasa Arab,2,Berita dan Kasus,25,Berita Islami,18,Bola,3,Buku Imran Hosein,2,Catatan Sang Pujangga Sesi 1,4,Dajjal,10,Doa dan Ruqyah Audio,1,Download Ebook Islami,25,Download Ebook Kristologi,19,Download Ebook Umum,4,Ebook Detektif,1,Ebook Doa,5,Ebook Fiqih,20,Ebook Hadits,18,Ebook Hubungan,7,Ebook Keluarga,4,Ebook Quran,20,Ebook Sejarah,22,Ebook Tajwid,3,Ekonomi Islam,24,Freemasonry,21,Gaib dan Non Dunia,43,Gaib dan Non Dunia Video,6,Gog and Magog,1,Hassan Al Banna,1,Hj. Irene Handono,1,Ibadah Sehari-hari,1,Ideologi,2,Imran Hosein,15,islam,1,Islam dan Hindu,2,Keajaiban Islam,15,Keluarga Bahagia,3,Keluarga Ibrahim,10,Kisah-Kisah Motivasi,9,Komunis,3,Konspirasi Amerika,17,konspirasi zionis,60,Kristologi,53,KUNGFU,1,Liberalis,1,Lintas Agama,24,Love Islam,39,Love Kesehatan,6,Love Menulis,5,Love Musik,1,Love ng-BLog,3,Love Nonton Bareng,10,Maria Magdalena,1,Masalah Syi'ah,2,Masuk Islam,17,Minerva,4,Nubuat Muhammad,3,Office,1,Pancasila,1,Pengendalian Pikiran,12,Permasalahan Islami,17,Pernikahan,1,Politik,29,Protokol Zionisme,11,Puasa,3,Realita Akhir Zaman,35,Romansa dan Cinta,14,Science and Signs,1,Sejarah dan Biografi Islam,55,Setanisme,1,Sihir,13,Software Belajar Bahasa Inggris,3,Software dan Aplikasi,10,Sofware dan Download,9,Sundaland dan Atlantis,6,Takbiran Audio,3,The Truth Of Islam,29,Tilawah Quran,1,Video Akhir Zaman,14,Video Dokumenter,7,Video Imran Hosein,12,Video Masuk Islam,10,video sosial eksperimen,5,Video Zakir Naik,11,Wakeup Project,8,Yesus dan Isa,1,Yusuf Estes,3,Zakir Naik,14,
ltr
item
love is rasa: Fakta Gerhana Matahari Indonesia dan Kematian Putra Nabi Kemunculan Raksasa dan Sikap Kaum Muslimin
Fakta Gerhana Matahari Indonesia dan Kematian Putra Nabi Kemunculan Raksasa dan Sikap Kaum Muslimin
Fakta Gerhana Matahari Indonesia dan Kemunculan Raksasa | Gerhana Matahari Total Indonesia | Mitos-mitos Keliru Seputar Gerhana | Bagaimana Islam atau Nabi Muhammad SAW menyikapi fenomena alam ini? | Sikap Nabi SAW ketika terjadi gerhana | TUNTUNAN SYARIAT ISLAM KETIKA TERJADI GERHANA | Fakta Ilmiah Gerhana | Berdo’a saat Gerhana | Memerdekakan hamba sahaya pada waktu Gerhana Matahari | SHALAT GERHANA | BERKHUTBAH SETELAH SHALAT GERHANA |
https://2.bp.blogspot.com/-NmNcs8vEegc/VttncM4-n6I/AAAAAAAADDA/5D0m8HtbJ5s/s400/raksasa%2Bgerhana.jpg
https://2.bp.blogspot.com/-NmNcs8vEegc/VttncM4-n6I/AAAAAAAADDA/5D0m8HtbJ5s/s72-c/raksasa%2Bgerhana.jpg
love is rasa
https://love-is-rasa.blogspot.com/2016/03/gerhana-matahari-kemunculan-raksasa-sikap-muslim.html
https://love-is-rasa.blogspot.com/
https://love-is-rasa.blogspot.com/
https://love-is-rasa.blogspot.com/2016/03/gerhana-matahari-kemunculan-raksasa-sikap-muslim.html
true
2777010531160768459
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content