sebab turunnya ayat al-quran | Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul | asbab nuzul lengkap 30 juz | download Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul indonesia | Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul terjemah indonesia | Jalaluddin Assuyuthi
Judul kitab : Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul
Penulis : Jalaluddin, Abdurrohman As-Suyuthi
سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم
َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ
الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في
كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Kitab Asbabun Nuzul yang telah banyak dikenal oleh kalangan orang-orang yang mendalami al-Islam, adalah Kitab “Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul” yang disusun oleh Imam Jalaluddin Assuyuthi. Kitab tersebut melukiskan latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur’an berlandaskan Hadits Rasulullah saw melalui para rawinya.
Dengan mengetahui latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur’an, para pembaca akan memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang isi al-Qur’an. Latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur’an akan memberikan bahan yang penting dalam usaha menafsirkan ayat-ayat itu.
Pengetahuan tentang sebab turunnya ayat membantu memahami kendungan ayat tersebut. Karena dengan mengetahui sebab turunnya ayat, seseorang dapat mengetahui akibat yang merupakan buah dari sebab itu. Beberapa orang dari kalangan salaf tidak jarang mengalami kesulitan dalam memahami makna-makna ayat Al-Qur'an. Namun ketika mereka mengetahui sebab turunnya ayat tersebut, sirnalah kesulitan yang menghalangi pemahaman mereka.
Mempelajari isi al-Qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatnya perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi kita akan lebih yakin akan ke-unik-kan isinya yang menunjukkan Maha Besar Allah Pengasih Penyayang, sebagai penciptanya.
Berbagai usaha telah dilakukan orang dalam menganalisa isi al-Qur’an itu, dan ternyata makin banyak kita menganalisa dan membahasnya, makin diketahui betapa kecilnya kemampuan manusia apabila dibandingkan dengan kebesaran Allah swt.
Apabiala kita meneliti cara pendekatan al-Qur’an akan didapatkan dua cara:
1. Pendekatan yang tidak didahului pertanyaan.
Ayat diturunkan berisikan perintah langsung mis.nya “Wahai orang-orang yang beriman; diwajibkan kepada kalian shaum, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang terdahulu daripada kalian, supaya kalian bertaqwa.” (Q S Al-Baqarah: 264).
2. Pendekatan sebagai jawaban terhadap pertanyaan.
a. Pertanyaan kaum Muslimin/Mu’minin yang ditujukan kepada Nabi saw. berkenaan dengan hal-hal yang belum ada ketetapan dari Allah swt atau sebagai penjelasan lebih lanjut., misalnya: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tenteng Aku, sesungguhnya Aku dekat …… (Q.S. al-Baqarah: 186)
b. Pertanyaan orang-orang yang ingkar kepada da’wah Rasulullah saw. misalnya: “Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkannya) dan membacakannya kelompok demi kelompok. (Q.S. al-Furqan: 32)
Dengan mengetahui latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur’an, para pembaca akan memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang isi al-Qur’an. Latar belakang peristiwa turunnya ayat-ayat al-Qur’an akan memberikan bahan yang penting dalam usaha menafsirkan ayat-ayat itu.
Pengetahuan tentang sebab turunnya ayat membantu memahami kendungan ayat tersebut. Karena dengan mengetahui sebab turunnya ayat, seseorang dapat mengetahui akibat yang merupakan buah dari sebab itu. Beberapa orang dari kalangan salaf tidak jarang mengalami kesulitan dalam memahami makna-makna ayat Al-Qur'an. Namun ketika mereka mengetahui sebab turunnya ayat tersebut, sirnalah kesulitan yang menghalangi pemahaman mereka.
Mempelajari isi al-Qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatnya perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi kita akan lebih yakin akan ke-unik-kan isinya yang menunjukkan Maha Besar Allah Pengasih Penyayang, sebagai penciptanya.
Berbagai usaha telah dilakukan orang dalam menganalisa isi al-Qur’an itu, dan ternyata makin banyak kita menganalisa dan membahasnya, makin diketahui betapa kecilnya kemampuan manusia apabila dibandingkan dengan kebesaran Allah swt.
Apabiala kita meneliti cara pendekatan al-Qur’an akan didapatkan dua cara:
1. Pendekatan yang tidak didahului pertanyaan.
Ayat diturunkan berisikan perintah langsung mis.nya “Wahai orang-orang yang beriman; diwajibkan kepada kalian shaum, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang terdahulu daripada kalian, supaya kalian bertaqwa.” (Q S Al-Baqarah: 264).
2. Pendekatan sebagai jawaban terhadap pertanyaan.
a. Pertanyaan kaum Muslimin/Mu’minin yang ditujukan kepada Nabi saw. berkenaan dengan hal-hal yang belum ada ketetapan dari Allah swt atau sebagai penjelasan lebih lanjut., misalnya: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tenteng Aku, sesungguhnya Aku dekat …… (Q.S. al-Baqarah: 186)
b. Pertanyaan orang-orang yang ingkar kepada da’wah Rasulullah saw. misalnya: “Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?” Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkannya) dan membacakannya kelompok demi kelompok. (Q.S. al-Furqan: 32)
DOWNLOAD
BAHASA INDONESIA
UNDUH surat ke 1-15
mirror LINK
surat ke 1-3
surat ke 4-8
surat ke 9-15
Juz ke 30
BAHASA ARAB LENGKAP 30 juz
UNDUH PDF
UNDUH DJVU