Kisah-Kisah Miskin dan Kaya Bagian 1

Abu Dzarr al-Ghifari dan Kekayaan Semu | SURGA UNTUK SI MISKIN DAN SI KAYA | OBROLAN PEMULUNG DAN SI KAYA | ZUHUD

 
Abu Dzarr al-Ghifari dan Kekayaan Semu

Kehidupan sufi tidaklah seperti yang dibayangkan orang selama ini; di ruang gua yang sempit di tengah hutan atau di puncak menara. Stigma mementingkan kesalehan pribadi dan mengabaikan kesalehan sosial yang selalu dilekatkan pada ajaran spiritual ini mungkin perlu ditelaah ulang. Jika kita mau merunut akar sejarah sufi hingga zaman sahabat Nabi, justru kita akan menemukan pribadi-pribadi yang sangat membenci dan menentang terjadinya ketimpangan sosial.

Abu Dzarr al-Ghifari adalah tokoh sufi yang sangat disegani di kalangan sahabat. Meskipun enggan dengan kekayaan, ia sangat memikirkan kesejahteraan rakyat. Beliau tidak henti-hentinya menyuarakan pemerataan ekonomi di masyarakat. Ia tidak rela melihat ketimpangan dan gap yang curam antara si miskin dan si kaya. Ia berteriak dari Syiria hingga ke pusat pemerintahan Islam di Madinah agar si kaya tidak menumpuk kekayaan pribadi.

"Wahai orang-orang kaya, bantulah yang miskin. Orang-orang yang menumpuk kekayaan dan tidak mendermakannya di jalan Allah, akan dipanggang di neraka." Kalimat itu seringkali diteriakkan oleh Abu Dzarr di Syiria, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Serentak, rakyat kecil yang berekonomi lemah menjadi pendukung Abu Dzarr. Mereka meneriakkan kalimat yang sama di seluruh penjuru Syiria—mirip orasi massif kaum proletar dalam pergulatan sosialisme modern.

Orang-orang kaya merasa terganggu dengan "kritik" tajam Abu Dzarr tersebut, hampir mirip barangkali dengan kondisi para borjuis di masa Perang Dingin yang sangat risih dengan ide sosialisme. Mereka mengadu kepada pemerintah Syiria. Mu`awiyah, yang saat itu menjabat Gubernur Syiria, segera mengirim Abu Dzarr ke Khalifah Ustman di Madinah.

Di hadapan Khalifah, Abu Dzarr mempertegas pandangannya bahwa orang-orang kaya tidak semestinya menumpuk harta. Ia kemudian membaca firman Allah dalam Surah at-Taubah bahwa orang-orang yang menumpuk emas-perak dan tidak dinafkahkan di jalan Allah, mereka akan mendapat siksa yang pedih dan dipanggang di neraka.

Di hadapan Khalifah, Abu Dzarr didebat oleh Ubay bin Ka`b. Ia bilang: "Tidak masalah, orang kaya menyimpan harta, asal ia memenuhi kewajiban yang terkait dengan kekayaannya itu". Abu Dzarr berang. Beliau tak bersikeras dengan pandangannya. "Aku tidak rela dengan orang-orang kaya, sehingga mereka membagikan hartanya dan berbuat baik kepada orang di sekelilingnya ….," tegasnya kepada Khalifah.

Abu Dzarr dengan segala kesufiannya memiliki kepekaan sosial yang begitu tinggi terhadap kondisi masyarakat di sekelilingnya. Ia hidup berzuhud, tidak suka harta, tapi memiliki gagasan yang revolusioner mengenai kesejahteraan.

Dengan gagasannya itu, Abu Dzarr dianggap sebagai simbol pembela orang-orang kecil yang proletar. Ide sosialisme Islam semacam Abu Dzarr inilah yang kemudian diusung oleh kelompok Islam sosialis Indonesia beberapa dekade setelah kemerdekaan. Beberapa tokoh Muslim sosialis meneriakkan pembelaan terhadap rakyat kecil dengan menggunakan kata mustadl`afin, sebuah term yang akrab sekali dengan pembelaan Alquran terhadap Muslimin yang tertindas di Mekkah. Mereka menemukan akarnya dalam Islam dan menjadikannya dasar atas kecenderungan mereka yang memihak terhadap paham sosialisme yang diadopsi dari Eropa pada masa Perang Dingin.

Meski sama-sama pembelaan terhadap rakyat jelata, ide dan semangat Abu Dzarr sangat berbeda dengan sosialisme modern. Abu Dzarr tidak mendasarkan paham ekonominya sebagai gerakan politik. Beliau tidak memiliki kepentingan dan tendensi apa pun dengan pahamnya itu.

Meskipun ada yang menengarai bahwa beliau dipengaruhi oleh Abdullah bin Saba', politisi pengacau pada masa pemerintahan Utsman. Bahkan, adapula yang berupaya mengaitkan paham Abu Dzarr dengan paham sosialisme ekstrim Mazdak di Persia, yang menyatakan bahwa harta dan wanita adalah aset umum yang tidak bisa menjadi milik pribadi. Namun menurut saya ini terlalu berlebihan.

Abu Dzarr tidak dipengaruhi oleh siapa pun. Beliau membenci penimbunan kekayaan semenjak awal masuk Islam. Dan, pandangan itu terus beliau pegang sampai dijemput ajal sendirian di Rabdzah, sebuah pelosok di timur Madinah.

Sebagai sufi yang tak memiliki kecintaan apapun terhadap harta, Abu Dzarr sangat risih dengan watak serba materialistik pada saat itu. Bukan karena sentimen terhadap orang-orang kaya, tapi berjuang menghadang watak rakus yang menjalar dengan sangat cepat dan mengakar di tengah-tengah masyarakat.

Fokus Abu Dzarr bukan mengubah orang miskin menjadi kaya, tapi mengubah watak orang-orang kaya agar tidak rakus, tertumpu pada materi dan gila harta.

Ketimpangan sosial di sekitarnya ia jadikan sebagai sarana untuk mengubah moralitas orang-orang kaya agar mau berbagi, tidak menumpuk kekayaan dan tidak "mempertuhankan" materi.

Abu Dzarr memberikan warna yang unik dalam tasawuf dan paham kesejahteraan masyarakat. Di satu sisi beliau suka hidup miskin, di sisi lain beliau meneriakkan pemerataan ekonomi dan mengecam orang-orang kaya.

Protesnya terhadap orang-orang kaya, bukan karena dirinya miskin. Tapi, karena muak dengan kecenderungan materialistik mereka.
Dari situ yang muncul sebagai esensi dalam paham ekonomi sufistik Abu Dzarr adalah pembentukan moralnya, sedangkan pemerataan ekonomi atau kesejahteraan bersama merupakan efek dari pembentukan moral itu. Ekonomi sufistik Abu Dzarr ini bisa dinalar dengan logika ekonomi dan tasawuf sekaligus. Logika ekonominya adalah jika orang-orang kaya menjadi zuhud, maka seluruh komponen masyarakat akan sejahtera. Sedangkan logika sufistiknya adalah jika orang-orang kaya mau berbagi, maka mereka menjadi orang-orang yang zuhud dan moral tinggi.

Sebagai falsafah hidup pribadi atau gerakan spiritual, teori ekonomi sufistik ala Abu Dzarr adalah sebuah ide yang betul-betul cemerlang. Tapi, untuk menjadi ideologi masyarakat, teori Abu Dzarr ini hampir menjadi sebuah utopia. Mungkin karena itu juga, Ustman berkata sebagai jawaban atas desakan Abu Dzarr: "Wahai Abu Dzarr, tidak mungkin kita membawa masyarakat menjadi zuhud semua. Yang harus aku lakukan adalah mengatur mereka dengan hukum Allah dan memberikan anjuran agar mereka hidup sederhana."taq/ad

SURGA UNTUK SI MISKIN DAN SI KAYA

Alkisah, di suatu negeri pernah hidup seorang kaya raya, yang rajin beribadah dan beramal. Meski kaya raya, ia tak sombong atau membanggakan kekayaannya. Kekayaannya digunakan untuk membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dantetangga-tetangganya yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya. Di musim paceklik, ia membagikan bahan pangan dari kebunnya yang berhektar-hektar kepada banyak orang yang kesusahan. Salah satu yang sering dibantu adalah seorang tetangganya yang miskin.

Dikisahkan, sesudah meninggal, berkat banyaknya amal,si orang kaya ini pun masuk surga. Secara tak terduga,di surga yang sama, ia bertemu dengan mantan tetangganya yang miskin dulu. Ia pun menyapa. "Apa kabar, sobat! Sungguh tak terduga, bisa bertemu kamu di sini," ujar si kaya."Mengapa tidak? Bukankah Tuhan memberikan surga pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa memandang kaya dan miskin?" jawab si miskin. "Jangan salah paham, sobat. Tentu saja aku paham,Tuhan Maha Pengasih kepada semua umat-Nya tanpa memandang kaya-miskin. Cuma aku ingin tahu, amalanapakah yang telah kau lakukan sehingga mendapat karunia surga ini?" "Oh, sederhana saja. Aku mendapat pahala atas amalanmembangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya...."

"Bagaimana itu mungkin?" ujar si kaya, heran."Bukankah waktu di dunia dulu kamu sangat miskin. Bahkan seingatku, untuk nafkah hidup sehari-hari saja kamu harus berutang kanan-kiri?" "Ucapanmu memang benar," jawab si miskin. "Cuma waktu di dunia dulu, aku sering berdoa: Oh, Tuhan! Seandainya aku diberi kekayaan materi seperti tetanggaku yang kaya itu, aku berniat membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara,kerabat dan tetangga yang miskin dan banyak amal lainnya. Tapi apapun yang kau berikan untukku, aku akan ikhlas dan sabar menerimanya."

"Rupanya, meski selama hidup di dunia aku tak pernah berhasil mewujudkannya, ternyata semua niat baikku yang tulus itu dicatat oleh Tuhan. Dan aku diberi pahala, seolah-olah aku telah melakukannya. Berkat semua niat baik itulah, aku diberi ganjaran surga ini dan bisa bertemu kamu di sini," lanjut si miskin.

RENUNGAN:
Maka perbanyaklah niat baik dalam hati Anda. Bahkan jika Anda tidak punya kekuatan atau kekuasaan untuk mewujudkan niat baik itu dalam kehidupan sekarang,tidak ada niat baik yang tersia-sia di mata Tuhan.
OBROLAN PEMULUNG DAN SI KAYA

Di salah satu masjid sederhana ada sebuah percakapan, dimana ada salah seorang jamaah bertanya kepada seorang sufi

"Tuan, apa bedanya antara pemulung dan konglomerat?"

Si Sufi itupun menjawab

"Si pemulung itu hakekatnya adalah raja, sedangkan si konglomerat itu adalah sangat miskin"

Terkejutlah si penanya itu, lantas ia berbalik tanya

"lo kok bisa? Kenapa tuan bisa mempunya pendapat seperti itu? Apa alasannya? Tanya dengan mimik keheranan

"Mengertilah wahai saudaraku, bahwa si kaya itu rakus akan dunia, pagi malam yang ia pikirkan adalah dunia, yang ia pikirkan bagaimana ia bisa kaya, bagaimana hartanya terus bertambah, bagaimana bisnis yang ia jalankan melesat dan berkembang dengan cepat, sampai ibadahnya banyak yang terbengkalai, dan sholatpun terbayang nampak dengan urusan-urusan dunia"

Lanjut Si Sufi itu

"Tidak hanya sebatas itu saja, apakah pernah memperhatikan zakat wajibnya sebesar 2,5% dari harta kekayaannya, misal saja harta yang ia miliki adalah Rp. 100 T, maka zakat wajib kontan harus dibayarkan senilai 2,5% yaitu Rp. 2,5 T? Memikirkan tetangga-tetangganya yang membutuhkan bantuan? Atau member belas kasih dengan fakir miskin yang ada disekitarnya?"

"Wah kalau aturannya kayak gini, bisa bangkrut kalau ane punya perusahaan" celetuk si penanya itu

“Jangankan membayar zakat, jangankan memikirkan tetangganya yang membutuhkan bantuan? Jangankan dengan fakir miskin yang disekitarnya? membayar pajakpun ia tidak mau, sehingga ia berfikir bagaimana pajak dari perusaahaan yang ia kelola itu lebih jauh lebih murah dari harga normal, bahkan sampai menyogok pihak yang dari petugas pajak berapa banyak pejabat-pejabat tinggi, orang-orang kaya yang terlibat urusan kpk? berapa banyak orang penting yang melarikan diri keluar negeri menghindari jeratan hukum?”

“Lihat berita di TV, pada sabtu 18 Juni 2011 kemarin ada persitiwa mencengangkan, seorang warga negara Indonesia yang mengais sesuap nasi di negeri orang (arab saudi) telah dieksekusi mati atas nama Ruyati binti Sapubi alias Ruyati binti Saboti Saruna, Kepalanya dipancung bak menebas batang pisang menggunakan pedang: PUTUS!, jeritan rakyat jelata tidak di gubris oleh para pemimpin seolah-olah seperti angin lalu! Lalu dimanakah rasa kasih sayang dan kepedulian itu?”

“Dan yang paling penting, ia lupa padahal dunia yang ia tumpuk sebentar lagi akan ia tinggalkan, tidak ikut terkubur dalam liang lahatnya, keculai liang lahatnya sebesar 1 hektar untuk mengubur semua hartanya”

"hahahahahahaha, bisa bisa aja kisanak ini" jawab si penanya itu

Dengan inotasi agak serius si sufi melanjutkan jawabannya

"Bahkan didalam hadist qudsi mengatakan bahwa dunia itu adalah sampah, dia rakus mencari sampah-sampah, sehingga ia mengotori dunia, maka dialah hakekat pemulung, Sedangkan si pemulung hanya berfikir bagaimana besok untuk cukup dimakan, dia bersyukur, maka ia tidak mengambil sampah seperti si pemulung, maka sesungguhnya orang inilah yang kaya."

Sambil menglela nafasa sang penanya itu berguman kepada dirinya sendiri

"Eh ternyata si kaya adalah seorang pemulung dan si pemulung adalah raja, dan ternyata seorang pemulung adalah konglomerat, dan seorang konglomerat adalah pemulung"

"Kalau begitu saya balik tanya, Apa beda dan persamaannya orang yang miskin dirumah pencari rumput dengan konglomerat yang mempunyai harta yang tidak habis sampai 7 turunan?" Tanya Si Sufi itu kepada si penanya

"Apa yaaa?" Sambil berfikir lama si penanya itu

Si sufi itupun akhirnya menjawab dari pertanyaannya sendiri

"Perbedaan hanya terletak pada titipan, maksudnya si miskin di titipi harta sedikit, sedangkan si kaya sebaliknya di beri harta lebih banyak"

"Lalu persamaannya, orang miskin makannya hanya 1 piring, orang kayapun juga sama makan 1 piring"

"Kenikmatannya?"

"Ketika ia kaya, masuk restaurant, makan makanan yang enak akan tetapi sambil makan pikirannya ke dunia, akhirnya makanannya pun tidak habis, sedangkan si miskin, makan nasi jagung, sambal, dengan ikan asin, dengan nikmatnya ia habiskan tanpa beban apapun"

"Kalau begitu apa bedanya Fir'aun dengan Nabi Sulaiman wahai kisanak?" Tanya heran si penanya itu

"Dalam sejarah, Firaun adalah raja yang sangat sukses, dengan kesuksesannya membutakan dirinya, sehingga ia berani menganggap bahwa dirinya adalah Tuhan, sedangkan Nabi Sulaiman, ketika ia menguasai kerajaan jin dan putri bilqis, semua rakyat menyanjung nabi sulaiman, akan tetapi ia hanya berucap. Ini adalah kuasamu Tuhan, maka hakekat orang sukses itu adalah orang yang bisa berjalan sesuai skenario tuhan, maka itulah orang yang sukses"

"Maka jadilah engkau seperti nabi sulaiman, janganlah engkau jadi firaun-firaun dizaman ini, sehingga ketika kaya, itu adalah milikku, ketika alim itu adalah ilmuku, dan ketika sukses itu adalah suksesku"

"Dan jadilah konglomerat yang mempunyai hati pemulung, lahirnya seorang konglomerat akan tetapi hatimu benar-benar merasa miskin, merasa tidak mempunyai apa-apanya, dan ketika suatu saat kamu menaiki mobil mewah dengan pakaian yang indah, hatimu harus tetap mengatakan "ini engkau ya Allah, semua adalah titipanmu, engkaulah hakekat yang memberi puji-pujian, dan ini adalah ujianku, dan ingat kesuksesan sendiri itu tetap adalah suatu tanda tanya besar!"

Dan untuk terakhir kalinya Si Sufi memberikan sebuah pertanyaan sambil meninggalkan si penanya itu

"Kalau sudah begitu apa yang kau cari wahai saudaraku?"

ZUHUD

Singkat cerita, setelah kurang lebih enam hari berjalan kaki, Darsin sampai di sebuah perbukitan di lereng gunung tempat dimana dulu Kiyai Sobirin belajar pada Tuan Guru Mursid. Darsin istirahat beberapa saat untuk meredakan napasnya yang tersengal-sengal akibat pendakian yang cukup panjang di akhir perjalanannya tadi.

Setelah merasa segar, Darsin berkeliling untuk mencari di mana rumah Tuan Guru tersebut, lama Darsin berkeliling mencari, namun tidak ditemukannya rumah yang sesuai dengan benaknya. Satu-satunya yang ia lihat adalah sebuah bangunan yang besar dan menurutnya cukup megah dengan pagar tembok batu yang kokoh dan bagus, di dalamnya ada beberapa bangunan yang kesemuanya tergolong mewah, sehingga hal ini membuat hati Darsin menjadi bimbang “inikah rumah Tuan Guru yang diceritakan Kiyai Sobirin itu, mengapa berbeda sekali dengan sifat-sifat guruku yang sederhana” bisiknya dalam hati. Dalam hatinya mulai ada perasaan buruk sangka, namun karena figure Kiyai Sobirin yang selalu menjadi tauladannya, terlebih lagi ia sudah terlanjur menempuh perjalanan yang tidak dekat, maka ia tidak surut untuk melangkah memasuki pintu gerbang utama yang terbuka lebar.

Setelah berada di dalam pagar tembok ia lihat beberapa orang yang sedang melakukan aktifitas ada yang sedang membersihkan halamam dan mengurus kebun bunga, ada yang sedang membersihkan kaca jendela dan aktifitas lainnya. Darsin menghampiri seorang petugas penjaga yang sedang duduk pada sebuah bangunan menyerupai pos penjagaan di samping bangunan rumah induk.

Setelah memberikan salam dan memperkenalkan diri, Darsin menceritakan maksud kedatangannya ingin bertemu dengan Tuan Guru. Jawab penjaga “Tuan Guru sedang pergi dan baru besok siang beliau kembali dan sebaiknya anda bermalam saja disini” jawab petugas penjaga. Dengan sedikit kecewa Darsin menurut dan menunggunya hingga besok siang. Darsin diberi tempat untuk istirahat, sebuah kamar yang luas dan sejuk dengan tempat tidur yang bagus. “Beginikah kehidupan Tuan Guru yang diceritakan Kiya Sobirin itu, mengapa beda sekali dengan sifat-sifat guruku yang sangat sederhana” kalimat ini yang berkali-kali ia bisikan dalam hatinya entah sampai berapa kali.

Setelah keesokan harinya sebelum waktu dzuhur Tuan Guru tiba, walaupun usianya telah mencapai tujuh puluh empat tahun namun masih terlihat sehat dan kuat sehingga masih mampu menunggang kuda dengan jarak yang cukup jauh. Beliau memakai sorban, mengenakan pakain dan terompah yang semuanya serba bagus dan indah. Maka hal ini semakin membuat Darsin ragu-ragu dan dalam hatinya bergumam “mengapa tidak terlihat sedikitpun kedzuhudan dalam penampilan Tuan Guru ini”. Namun Darsin tidak berani menatap wajah Tuan Guru, wajah yang memancarkan kelembutan dan kesejukan serta penuh kasih sayang. Tuan Guru seorang ulama yang sangat bijaksana, beliau sangat memahami keragu-raguan tamunya, dengan lemah lembut beliau bertanya “anak muda dari mana asalmu dan apa tujuanmu kesini”. Darsin dengan tetap menunduk menjelaskan panjang lebar akan hal ihwal dan maksud kedatangannya serta tidak lupa Darsin menyampaikan salam dari Kiyai Sobirin untuk Tuan Guru. “Apa pekerjaan Kiyai Sobirin, gurumu itu” tanya Tuan Guru. Kemuian Darsin menceritakan pekerjaan gurunya, termasuk amalan-amalan yang selama ini sangat dikaguminya, “beliau setiap hari membagi-bagikan ikan hasil tangkapannya, baik kepada tetangga maupuk kepada kami para santrinya, sementara beliau hanya mengambil beberapa potong itupun terkadang hanya bagian kepalanya yang tidak berdaging”.

Tuan Guru menyimak cerita Darsin penuh perhatian, kemudian kata beliau “Anak muda, apa yang kamu lihat itu hanyalah amalan lahir saja, ketahuilah daging ikan yang telah dibagikan kepada orang-orang seperti yang kamu ceritakan kepadaku tadi masih ada dan melekat erat dalam hatinya dan selalu ada dalam benaknya, sehingga hal itu menjadi hijab atau tirai penghalang dalam mengingat Allah azzawajala, kamu tertipu oleh amalan bathin yang tidak pernah kamu sadari, sehingga kamu pun berburuk sangka kepada harta titipan Allah yang ada padaku ini”.

Batapa terperanjatnya Darsin mendengar penjelasan Tuan Guru yang lemah lembut itu. Darsin merasa bagaikan mendapat tamparan di mukanya, kini ia sadar “bahwa semua pekerjaan harus didasari oleh ikhlas dan sedikitpun tidak boleh bangga atas amalan tersebut”. Tuan Guru sangat maklum kepada orang-orang seperti Darsin, beliau melanjutkan bicara “banyak orang yang keliru, dzuhud atau bersahaja bukanlah diukur dari tampilan kehidupan lahir belaka, ia ada didalam ruh atau bathin, bathin harus bersih dari keinginan- keinginan dunia, sehingga bathin tersibak dari penghalang atau hijab. Ada yang hidup serba kekurangan bahkan miskin sekalipun belum tentu ia dzuhud, namun ada yang hidup serba kecukupan bahkan kaya raya bisa jadi ia orang yang sangat dzuhud”. Mendengar penjelasan Tuan Guru Darsin merasa sangat malu, kemudan ia minta maaf kepada Tuan Guru serta mohon diterima untuk menjadi muridnya. Semoga Allah swt memberikan rahmat kepada kita sekalian amin, amin ya robbal’alamin… wassalam …

COMMENTS

BLOGGER
Nama

aagym,19,Aagym Audio,8,Abdur Raheem Green,2,Akhir Zaman,17,Akhir Zaman Ebook,32,Akhlaqul Karimah,16,Al Masih,7,apk bahasa,1,apk doa,2,apk Quran,3,apk salat,2,apk umum islam,1,Aplikasi Islami,26,aplikasi total android,9,Audio,14,Audio Tajwid,2,Bang Imad,4,Bani Jawi dan Melayu,3,BELA DIRI,1,Belajar Bahasa Arab,2,Berita dan Kasus,25,Berita Islami,18,Bola,3,Buku Imran Hosein,2,Catatan Sang Pujangga Sesi 1,4,Dajjal,10,Doa dan Ruqyah Audio,1,Download Ebook Islami,25,Download Ebook Kristologi,19,Download Ebook Umum,4,Ebook Detektif,1,Ebook Doa,5,Ebook Fiqih,20,Ebook Hadits,18,Ebook Hubungan,7,Ebook Keluarga,4,Ebook Quran,20,Ebook Sejarah,22,Ebook Tajwid,3,Ekonomi Islam,24,Freemasonry,21,Gaib dan Non Dunia,43,Gaib dan Non Dunia Video,6,Gog and Magog,1,Hassan Al Banna,1,Hj. Irene Handono,1,Ibadah Sehari-hari,1,Ideologi,2,Imran Hosein,15,islam,1,Islam dan Hindu,2,Keajaiban Islam,15,Keluarga Bahagia,3,Keluarga Ibrahim,10,Kisah-Kisah Motivasi,9,Komunis,3,Konspirasi Amerika,17,konspirasi zionis,60,Kristologi,53,KUNGFU,1,Liberalis,1,Lintas Agama,24,Love Islam,39,Love Kesehatan,6,Love Menulis,5,Love Musik,1,Love ng-BLog,3,Love Nonton Bareng,10,Maria Magdalena,1,Masalah Syi'ah,2,Masuk Islam,17,Minerva,4,Nubuat Muhammad,3,Office,1,Pancasila,1,Pengendalian Pikiran,12,Permasalahan Islami,17,Pernikahan,1,Politik,29,Protokol Zionisme,11,Puasa,3,Realita Akhir Zaman,35,Romansa dan Cinta,14,Science and Signs,1,Sejarah dan Biografi Islam,55,Setanisme,1,Sihir,13,Software Belajar Bahasa Inggris,3,Software dan Aplikasi,10,Sofware dan Download,9,Sundaland dan Atlantis,6,Takbiran Audio,3,The Truth Of Islam,29,Tilawah Quran,1,Video Akhir Zaman,14,Video Dokumenter,7,Video Imran Hosein,12,Video Masuk Islam,10,video sosial eksperimen,5,Video Zakir Naik,11,Wakeup Project,8,Yesus dan Isa,1,Yusuf Estes,3,Zakir Naik,14,
ltr
item
love is rasa: Kisah-Kisah Miskin dan Kaya Bagian 1
Kisah-Kisah Miskin dan Kaya Bagian 1
Abu Dzarr al-Ghifari dan Kekayaan Semu | SURGA UNTUK SI MISKIN DAN SI KAYA | OBROLAN PEMULUNG DAN SI KAYA | ZUHUD
http://1.bp.blogspot.com/-zWO7LiZ7Mjo/Vcp73tdR2dI/AAAAAAAACJk/4SK8ZBqVZIQ/s1600/kaya%2Bmiskin.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-zWO7LiZ7Mjo/Vcp73tdR2dI/AAAAAAAACJk/4SK8ZBqVZIQ/s72-c/kaya%2Bmiskin.jpg
love is rasa
https://love-is-rasa.blogspot.com/2015/08/kisah-kisah-miskin-dan-kaya-bagian-1.html
https://love-is-rasa.blogspot.com/
https://love-is-rasa.blogspot.com/
https://love-is-rasa.blogspot.com/2015/08/kisah-kisah-miskin-dan-kaya-bagian-1.html
true
2777010531160768459
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content