Perkembangan Embrio Manusia (Keajaiban Ilmiah Al Qur'an)
Di dalam al Qur'an Allah menurunkan beberapa ayat tentang perkembangan embrio manusia.
Makna ke dua dari kata 'alaqah adalah sesuatu yang menempel/tergantung. Hal ini dapat kita lihat dalam gambar 2 dan 3, di mana embrio pada fase 'alaqah, menggantung dan menempel pada rahim sang ibu.
Makna ke tiga dari kata 'alaqah adalah gumpalan darah. Kita dapat
melihat bahwa tampilan luar dari embrio dan kantungnya pada saat fase
'alaqah sangat mirip dengan darah yang menggumpal. Hal ini disebabkan
oleh kehadiran darah yang relatif banyak selama fase ini (lihat gambar
4). Pun pada fase ini, darah di dalam embrio belum mengalami sirkulasi
hingga akhir minggu ke tiga. Dengan demikian, embrio pada fase ini
memang mirip gumpalan darah.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan
dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik. (Al Qur'an, 23:12-14)
Gambar 1. Bagan yang menggambarkan kemiripan dalam hal penampilan antara lintah dan embrio manusia pada fase 'alaqah. (Dari Human Development as Described in the Quran and Sunnah, Moore dkk. hal. 37. Digubah dari Integrated Principles of Zoology, Hickman dkk. Gambar embrio dari The Developing Human, Moore dan Persad, ed. 5, hal. 73) |
Secara bahasa, kata bahasa arab 'alaqah mempunyai tiga makna: 1. lintah, 2. sesuatu yang menempel/tergantung, dan 3. gumpalan darah
Jika kita membandingkan sebuah lintah dengan embrio pada fase
'alaqah, kita akan menemukan kemiripan di antara keduanya, sebagaimana
terlihat dalam gambar 1. Selain itu, sang embrio pada fase ini
memperoleh makanan melalui aliran darah dari ibunya, mirip dengan lintah
yang menghisap darah dari makhluk lain
Gambar 2. Kita dapat melihat pada bagan ini bagaimana embrio pada fase 'alaqah bergantung dan menempel di dalam rahim (uterus) sang ibu. (The Developing Human, Moore dan Persaud, ed 5, hal 66) |
Jadi, tiga makna dari kata 'alaqah secara akurat amat bersesuaian dengan keaadaan embrio pada fase 'alaqah.
...
Gambar 3. Pada fotomikrograf ini kita dapat melihat bergantungnya embrio (panah B) pada fase 'alaqah (sekitar umur 15 hari) di dalam rahim sang ibu. Ukuran sebenarnya dari embrio ini adalah sekitar 0.6 mm. (The Developing Human, Moore, ed. 3, hal. 66, dari Histology, Leeson dan Leeson) |
Bagaimana bisa Nabi Muhammad mengetahui semua rincian ini lebih dari
1400 tahun yang lalu? Padahal para ilmuwan baru bisa mengetahui hal
tersebut di masa moderen ini dengan bantuan peralatan mutakhir dan
mikroskop yang amat kuat? Hamm dan Leeuwenhoek adalah ilmuwan pertama
yang mengamati sel sperma manusia (spermatozoa) melalui mikroskop di
tahun 1677 (lebih dari 1000 tahun setelah jaman Nabi Muhammad). Mereka
berdua secara salah menganggap bahwa sel sperma mengandung manusia mini
yang akan tumbuh ketika ia dibenihkan ke dalam kelamin wanita.
Gambar 4. Bagan sistem peredaran darah primitif pada embrio dalam fase 'alaqah. Penampilan luar dari embrio dan kantungnya mirip dengan gumpalan darah karena adanya darah yang relatif banyak di dalam embrio. (The Developing Human, Moore, ed. 5, hal. 65) |
Di tahun 1981, dalam Konferensi Kedokteran Ke Tujuh di Dammam, Arab
Saudi, Profesor Moore berkata: "Adalah sebuah kehormatan tersendiri bagi
saya untuk bisa membantu memperjelas pernyataan Al Qur'an tentang
perkembangan manusia. Sangat jelas bagi saya bahwa pernyataan tersebut
tentulah sampai kepada Nabi Muhammad dari Allah, karena hampir semua
pengetahuan mengenai hal ini baru ditemukan berabad-abad kemudian. Hal
ini membuktikan kepada saya bahwa Nabi Muhammad tentulah merupakan
Utusan Allah
Kemudian, Profesor Moore ditanya: "Apakah ini berarti bahwa anda
mempercayai Al Qur'an merupakan firman Allah?" Ia menjawab: "Saya tidak
keberatan untuk menerima hal tersebut."
Untuk melihat video komentar sang profesor silakan klik tautan berikut ini: (Bahasa Inggris, format RealPlyer) Video !
COMMENTS