Makin Banyak Wanita Inggris Menjadi Muslim Antara - Senin, 10 Januari London (ANTARA) - Lebih dari 100.000 wanita Inggris ku...
Makin Banyak Wanita Inggris Menjadi Muslim
Antara - Senin, 10 Januari
London
(ANTARA) - Lebih dari 100.000 wanita Inggris kulit putih yang berusia
rata-rata 27 tahun memilih menjadi Muslim, angka tersebut dua kali lipat
dalam 10 tahun dengan rata-rata usia 27 tahun karena mereka muak dengan
konsumerisme dan imoralitas.
Koran terkemuka Inggris Daily dalam
laporannya minggu ini yang ditulis Jack Doyle menyebutkan terjadi
gelombang pada wanita kulit putih muda mengadopsi agama Islam, tahun
lalu tercatat sekitar 5.200 orang di Inggris memilih Islam diantaranya
adik ipar mantan PM Inggris Tony Blair.
Tahun lalu Lauren Booth,
saudara ipar mantan Perdana Menteri Tony Blair, menarik perhatian luas
ketika ia mengumumkan bahwa ia telah masuk Islam.
Pengamat masalah
Islam di Inggris, Hakimul Ikhwan, S.Sos., MA kepada koresponden Antara
London, Senin menyebutkan fenomena bertambahnya jumlah Muslim di
Inggris, terutama White British ke Islam tidak bisa dilepaskan dari
tingginya intensitas dan masifnya publikasi mengenai Islam.
Menurut
dosen di Universitas Gajah Mada yang sedang mengambil Phd di Essex
University, mengatakan jumlah masyarakat Muslim sejak beberapa dekade
terakhir dan semakin meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir.
Hakimul
Ikhwan mengatakan menarik untuk melihat alasan sebagian wanita yang
convert adalah karena Islam "membebaskan" mereka dari konsumerisme dan
immoralitas dengan penggunaan burqah, jilbab, kerudung dan busana
muslimah sejenisnya.
Lagi-lagi berbasis spirit demokrasi dan
individualitas, wanita berbusana muslimah banyak ditemui di berbagai
kota di Inggris. Para immigran bisa dengan bebas berbusana muslimah.
Kondisi
ini menyajikan "cermin" bagi wanita Inggris menjawab problem
konsumerisme dan kebiasaan pesta di kalangan muda Inggris, ujar sarjana
sosiologi UGM Yogjakarta.
Justru diminati
Hakimul
mengungkapkan muncul pertanyaan, mengapa Islam yang cenderung tampil
dengan wajah negatif (radikal destruktif) justru diminati atau menarik
"White British untuk Convert ke Islam" Fenomena ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal.
Menurut Hakimul Ikhwan, yang sedang melakukan riset
S3 nya Islamifikasi di Inggris dan Barat, pertama, prinsip-prinsip
Barat yang menekankan pada kreativitas dan kebebasan berfikir individu
memungkinkan individu-individu di Inggris untuk mempelajari (mengkaji)
lebih dalam mengenai Islam.
Informasi yang sangat luas mengenai
Islam bisa didapat melalui internet, ujar dosen sosialogi UGM,
menambahkan selain itu, diskursus mengenai Islam dan masyarakat Muslim
menjadi topik kajian dan penelitian yang semakin diminati di perguruan
tinggi.
Ketika Islam dikaji oleh individu dalam kerangka akademik/
intelektual, maka sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan (scientific
Barat) harus mengakses beragam sumber pemikiran (school of thoughts) dan
mazhab yang beragam (pros and cons).
Hal ini memungkinkan
tampilnya kekayaan tafsir, hikmah (wisdom), dan humanity dalam Islam.
Islam yang nonradikal, damai (peaceful), moderat dan pluralis semakin
menarik perhatian masyarakat Barat, ujar salah satu pendiri MASIKA ICMI
Yogyakarta, dan ketua Indonesian Moslem Association in
Nottinghamshire-Leicestershire, UK .
Kecenderungan ketertarikan
terhadap Islam yang antikekerasan dan moderat bisa dilihat misalnya
dalam wacana dialog multiagama (multi-faiths dialog) serta upaya untuk
"mengarusutamakan" (mainstreaming) Islam yang non-Timur Tengah.
Dikatakannya dalam konteks inilah, Indonesia menjadi primadona.
"Wajah
Islam Indonesia yang moderat, toleran dan sadar gender, misalnya
menjadi "topik" utama yang diangkat oleh mantan PM Tony Blair dan
Presiden AS Barrack Obama dalam kunjungan mereka ke Indonesia," ujar
Hakimul Ikhwan, yang meraih Master di bidang Politics dan Social Policy
di University of Nottingham, Inggeris.
Sebagai bagian dari
masyarakat Muslim Indonesia, memiliki kesempatan besar yang luar biasa
untuk menjadikan ekspresi Islam Indonesia sebagai "mainstream" atau
alternatif dari ekspresi Islam Timur Tengah yaitu Islam adalah satu
dalam kaitannya dengan Al-Qur`an, tetapi ekspresinya berbeda-beda di
Timur Tengah, India Pakistan dan Indonesia.
Selain faktor
publisitas dan discourse Islam yang menguat di tingkat global, faktor
lain yang juga sangat menentukan meningkatnya conversion ke Islam di
kalangan White British adalah meningkatnya jumlah para imigran Muslim di
Inggris seperti dari Pakistan, Turki, Bangladesh, Timur Tengah, dan
Asia seperti Indonesia dan Malaysia.
Banyaknya imigran muslim
tersebut membuat simbol-simbol Islam tersebar luas dan dapat ditemui di
berbagai penjuru kota. Misalnya, Butcher Halal atau halal meat, pizza
halal, dan lain sebagainya seperti banyaknya wanita di jalan yang
mengenakan jilbab.
Istilah "halal" telah menjadi "ikon" publisitas
yang sangat efektif tentang Islam. Penjualan daging halal di
supermarket seperti Tesco, Asda, dan Sainsburry, misalnya, membuat
Menteri Pertanian Inggris harus menjelaskan kepada publik tentang
pengertian daging halal atau halal meat.
Dalam perkembangannya,
halal meat tidak semata soal Islam, tetapi juga soal makanan yang sehat
Healthy meat/food, demikian Hakim.
COMMENTS